Penilaian global pada 2019 yang dilakukan oleh Platform Kebijakan Sains Antarpemerintah tentang Keanekaragaman Hayati dan Jasa Ekosistem, atau IPBES, memperkirakan bahwa berdasarkan sedikit data yang tersedia untuk serangga, 10% dari seluruh serangga di seluruh dunia terancam punah.
Namun Hochkirch dan timnya menemukan lebih dari dua kali lipat jumlah invertebrata yang berisiko di Eropa.
Hochkirch berharap analisisnya akan memacu tindakan konservasi lebih lanjut terhadap serangga dan spesies terancam lainnya di Eropa.
“Salah satu temuan paling menarik dari penelitian ini adalah bahwa tumbuhan dan invertebrata lebih terancam punah dibandingkan vertebrata,” kata Gerardo Ceballos, profesor di Institut Ekologi di Universitas Otonomi Nasional Meksiko dan salah satu ahli ekologi terkemuka dunia, melalui email. Ceballos tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Menurut IUCN, diperkirakan 95% hewan di dunia adalah invertebrata, dan 73% adalah serangga.
IPBES awalnya memperkirakan bahwa 1 juta spesies tanaman dan hewan di seluruh dunia berada pada risiko kepunahan, termasuk sekitar setengah juta jenis serangga, berdasarkan kesimpulan dari data Daftar Merah. Data invertebrata yang diperoleh dari analisis baru ini menunjukkan jumlah spesies yang terancam punah secara global sebenarnya mendekati 2 juta.
“Ini adalah makalah menarik yang sekali lagi menunjukkan bahwa krisis kepunahan lebih parah dari perkiraan sebelumnya,” terang Ceballos.
Selain penggunaan lahan pertanian, analisis tersebut menemukan beberapa ancaman besar lainnya terhadap keanekaragaman hayati Eropa, termasuk polusi, perubahan iklim dan cuaca buruk, spesies invasif, serta pembangunan pemukiman dan komersial.