JAKARTA - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi melaporkan erupsi Gunung Dukono di Maluku Utara pada pukul 06.42 WIT, Kamis (9/11/2023).
Erupsi Gunung Dukomo tersebut, menimbulkan suara dentuman dan gemuruh, disertai luapan abu hitam pekat.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyatakan, erupsi berupa tinggi kolom abu teramati ± 1.000 m di atas puncak (± 2.087 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dan durasi sementara ini ± 42 detik,” katanya.
Atas erupsi tersebut, ada ancaman bahaya Letusan Gunung Dukono terhadap pemukiman masyarakat dengan jarak 10 - 15 km. Dari titik aktivitas kawah, malupang warirang. Potensi energi letusan masih tinggi, masyarakat dan wisatawan atau pecinta alam belum bisa melakukan pendakian untuk sementara waktu.
“Terjadi letusan Gunung Dukono bersamaan bunyi gemuruh dan dentuman kuat, disebabkan karena pelepasan energi dan getaran dinding kawah,” katanya.
Pemukiman masyarakat di daerah kawasan kaki Gunungapi Dukono, agar sumber air minum atau sumur di tempat terbuka dapat dijaga, ditutup rapat sehingga tidak terkontaminasi dengan jatuhan abu Vulkanik, yang mengandung asap silika tinggi, agar tidak terganggu sistem pernapasan.
Saat ini Gunung Dukono berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar G. Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 2 km.
Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
(Fahmi Firdaus )