Pasukan AS dan koalisi telah menjadi sasaran setidaknya 46 kali di Suriah dan Irak sejak 17 Oktober oleh serangan satu arah drone atau serangan roket.
Mengingat meningkatnya kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas, Iravani mengatakan dia belum melakukan “pembicaraan langsung” mengenai penanggulangan konflik di Israel dengan mitranya dari AS di PBB.
Teheran telah lama dituduh mempersenjatai Hamas dan kelompok-kelompok lain yang bersekutu dengan Iran di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman, seiring dengan meningkatnya dan semakin seringnya serangan regional oleh proksinya.
Iravani mengatakan Iran telah bersikukuh bahwa tidak akan memperluas medan perang ini, dan telah berupaya menenangkan sekutu-sekutunya di kawasan. Namun mereka menegaskan jika negara-negara lain perlu melakukan bagian mereka. Dia mengindikasikan konflik masih bisa meluas jika pertempuran di Gaza terus berlanjut.
Serangan Hamas pada 7 Oktober lalu menyebabkan para militan mengamuk di beberapa bagian Israel selatan melalui pembunuhan dan penculikan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan sekitar 240 orang disandera, termasuk wanita, orang tua, dan anak-anak.
CNN menekan Iravani mengenai apakah Iran mendukung pembunuhan perempuan dan anak-anak oleh Hamas serta penyanderaan pada 7 Oktober.
Duta Besar menjawab bahwa pertanyaan tersebut harus diajukan ke Hamas, dan menegaskan kembali bahwa Iran tidak terlibat langsung dalam serangan tersebut, dan mereka tidak diajak berkonsultasi dan juga tidak memiliki rincian sebelumnya mengenai operasi tersebut.
“Ini adalah perang. Ini adalah perang yang telah dimulai 75 tahun yang lalu,” terangnya.
“Kalau itu kami, tidak. Kami tidak akan melakukannya,” lanjutnya.