Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sosok Heroik Jenderal Besar Sudirman Tetap Berperang Melawan Belanda dengan Satu Paru-Paru dan Tuberkulosis

Destriana Indria Pamungkas , Jurnalis-Selasa, 14 November 2023 |18:49 WIB
Sosok Heroik Jenderal Besar Sudirman Tetap Berperang Melawan Belanda dengan Satu Paru-Paru dan Tuberkulosis
Ilustrasi untuk sosok heroik Jenderal Besar Sudirman tetap berperang melawan Belanda dengan satu paru-paru dan tuberkolosis (Foto: Wikipedia)
A
A
A

JAKARTA- Sosok heroik Jenderal Besar Sudirman tetap berperang melawan Belanda dengan satu paru-paru dan tuberkulosis bukanlah dongeng fiktif belaka.

 BACA JUGA:

Dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (14/11/2023), pahlawan nasional kelahiran Rembang, Purbalingga pada 24 Januari 1916 ini memang memiliki jiwa patriotisme yang sangat tinggi.

Terlahir dari kalangan sederhana, Jenderal Sudirman baru mengenal dunia militer saat ditunjuk sebagai kader Pembela Tanah Air (PETA). Setelah PETA bubar pada 18 Agustus 1945, Sudirman lalu mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Selama berkarier sebagai prajurit militer, Sudirman telah memenangkan banyak pertempuran. Salah satunya saat melawan Inggris di Pertempuran Ambarawa 15 Desember 1945.

Jiwa heroiknya tidak pernah luntur meski dirinya didiagnosa mengalami tuberkulosis dan hanya satu paru-paru saja yang berfungsi. Hal tersebut terbukti saat pasukan Belanda kembali melakukan agresi pada Desember 1946 atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer Belanda II.

Kabar pihak Belanda menerjunkan pasukan untuk bergerak ke Yogyakarta yang kala itu adalah Ibukota RI sampai ke telinga Sudirman. Meski dalam keadaan sakit, sang jenderal tetap pergi ke istana untuk menerima perintah Presiden Soekarno.

Namun, saat itu Presiden Soekarno justru hanya memberi perintah agar Sudirman kembali ke rumah untuk beristirahat karena penyakit yang ia alami. Sudirman rupanya tidak mengindahkan perintah tersebut dan memilih untuk bergerilya dengan pasukannya.

“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah dan saya akan meneruskan perjuangan gerilya dengan sekuat tenaga bersama seluruh prajurit.” kata Jenderal Sudirman dikutip dari MNC Portal Indonesia pada Selasa (14/11/2023).

Sudirman pun bergegas keluar dari Yogyakarta untuk mulai bergerilya selama 7 bulan. Selama itu pula, dirinya dan pasukan Indonesia harus keluar masuk hutan demi menghindari Belanda.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement