Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Petani Lingkar Tambang Bukit Asam Manfaatkan PLTS Irigasi Untuk Tingkatkan Produksi Padi

Wahyudi Aulia Siregar , Jurnalis-Rabu, 15 November 2023 |13:12 WIB
Cerita Petani Lingkar Tambang Bukit Asam Manfaatkan PLTS Irigasi Untuk Tingkatkan Produksi Padi
A
A
A

MUARAENIM - Kemarau panjang tengah melanda hampir seluruh wilayah di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan di pertengahan Oktober lalu. Sudah hampir tiga bulan hujan tak turun di wilayah berjuluk Bumi Serasan Sekundang itu.

Suhu yang panas, udara yang kering dan berdebu serta sesekali berbau asap, menjadi situasi harian yang harus dirasakan lebih dari 628 ribu penduduk di sana. Termasuk oleh Bachtiar (56), petani asal Desa Karang Raja, Muara Enim.

Sambil meneguk air kelapa muda, Bahtiar bercerita jika kemarau tahun ini tak hanya lebih panjang. Tapi juga lebih panas dan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun lalu masih ada hujan. Ini sudah tiga bulan sama sekali tak ada hujan. Panas sekali, kering, banyak lahan juga terbakar," kata Bahtiar saat berbincang dengan MPI pertengahan Oktober 2023 lalu.

Kemarau memang kerap menjadi momok bagi Bahtiar dan rekan-rekannya petani di Muara Enim. Sawah-sawah mereka kering dan tak bisa berproduksi saat kemarau datang. Mereka terpaksa mencari pekerjaan serabutan untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup keluarga hingga musim penghujan tiba dan sawah bisa ditanami lagi.

"Semua lah kerjaan dikerjai. Dagang, jadi buruh kasar, apa aja lah yang penting halal," sebutnya.

Namun sejak Februari 2023 lalu, Bahtiar mulai bisa bernapas lega. Ia tak perlu lagi khawatir sawah tada hujannya kekeringan saat kemarau. Aktifitas bertanam padi pun kini dapat ia lakukan sepanjang tahun.

Itu semua terjadi setelah sawah Bahtiat terhubung dengan jaringan pipa irigasi yang berbasis pompa energi surya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Irigasi Karang Jaya. Jaringan irigasi ini memungkinkan air dari Sungai Enim yang dekat dengan areal persawahan mereka dipompa dengan mesin dari PLTS tersebut.

PLTS

Jarak sawah Bachtiar dan kelompok taninya dengan Sungai Enim sebenarnya tak terlalu jauh. Hanya sekira 1 kilometer. Namun mereka kesulitan memanfaatkan sumber air sungai itu, karena secara goegrafis letak lahan persawahan mereka terhalang oleh perbukitan, jalan raya serta rel kereta api. Sehingga metode pendistribusian dengan memompa air melalui pipanisasi menuju areal persawahan dijadikan pilihan.

"Dulu kita cuma bisa panen sekali setahun. Sekarang setelah ada PLTS Irigasi ini bisa tiga, empat bahkan lima kali. Karena kita menanam secara kontiniu. Habis panen kita tanam lagi," sebut Bahtiar sambil tersenyum.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement