Kemudian, Letkol Herman Piters menggelandang keduanya ke atas kapal Sawega. Allan Pope berusaha tetap tenang. Begitu juga saat diinterogasi, ia memperlihatkan sikap santai, dan bahkan sempat meminta rokok dan wiski.
“Kebetulan saya punya satu kaleng rokok 555 dan sebotol wiski. Ketika disodorkan, Pope (Allan Pope) tersenyum dan bilang thanks,” tutur Letkol Herman Piters seperti dalam buku “Siasat Jitu Intel Dunia”.
Letkol Herman yang baik hati juga memberikan kemejanya untuk dipakai Allan sebagai ganti bajunya yang kotor. Mendapat perlakuan baik, Allan Pope geleng-geleng kepala.
“Selalu saya unggul (dalam pertempuran udara), kali ini Indonesia yang unggul,” kata Herman menceritakan dialognya dengan Allan Pope.
Prajurit TNI lalu menggeledah Allan dan menyita dokumen penting terkait perannya. Dokumen yang disita menyebut Allan Lawrence Pope sebagai tentara sewaan yang digerakkan CIA, dinas intelijen Amerika Serikat.
Penangkapan Allan Pope sebagai agen CIA langsung dilaporkan Jakarta. Namun, Pemerintahan Soekarno tidak segera mengumumkan dengan pertimbangan operasi Morotai masih perlu dirahasiakan.
(Arief Setyadi )