Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Siap Lancarkan Operasi Militer, Israel Perintahkan Evakuasi Warga Khan Younis di Gaza Selatan

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 20 November 2023 |11:03 WIB
Siap Lancarkan Operasi Militer, Israel Perintahkan Evakuasi Warga Khan Younis di Gaza Selatan
Israel perintahkan evakuasi warga Khan Younis di Gaza selatan (Foto: Reuters)
A
A
A

GAZA - Israel telah memerintahkan warga Palestina di Khan Younis, kota terbesar di Gaza selatan, untuk meninggalkan rumah mereka.

Kota ini menampung ratusan ribu orang yang meninggalkan Gaza utara ketika Israel memulai operasi darat melawan Hamas.

Perintah baru ini menunjukkan operasi militer bisa segera bergerak ke arah selatan Jalur Gaza.

Israel mengatakan tujuannya adalah untuk memusnahkan Hamas, menyusul serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 240 orang disandera.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 12.000 orang telah dibunuh oleh Israel sejak saat itu, termasuk 5.000 anak-anak.

Pada Sabtu (18/11/2023), rudal Israel menghantam sebuah bangunan perumahan di Khan Younis dan menewaskan 26 orang.

Israel belum mengomentari insiden tersebut. Namun mereka telah menyebarkan selebaran di wilayah yang lebih luas, mendesak orang-orang untuk mengungsi ke tempat perlindungan.

“Saya tahu ini tidak mudah bagi banyak dari mereka, tapi kami tidak ingin melihat warga sipil terjebak dalam baku tembak,” terang Mark Regev, penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada jaringan AS, MSNBC pada Jumat (17/11/2023).

“Israel tidak ingin melihat “warga sipil terjebak dalam baku tembak,” lanjutnya.

Dia mengatakan pasukan Israel perlu maju ke kota tersebut untuk mengusir pejuang Hamas dari terowongan bawah tanah, dan menambahkan bahwa dia “cukup yakin” mereka yang didesak untuk direlokasi “tidak perlu pindah lagi” jika mereka menuju ke barat, menuju Laut Mediterania.

Regev mengatakan daerah-daerah yang diminta untuk mereka pindahkan diharapkan memiliki tenda dan rumah sakit lapangan, meskipun belum ada rencana seperti itu yang dipublikasikan, dan tidak jelas apakah fasilitas tersebut akan mampu menampung lebih dari satu juta pengungsi.

Karena wilayah barat dekat dengan perbatasan Rafah dengan Mesir, bantuan kemanusiaan bisa didatangkan secepat mungkin.

Seperti di wilayah lain di Jalur Gaza, Gaza bagian selatan telah dilanda krisis kemanusiaan sejak 7 Oktober, ketika Israel memberlakukan blokade besar-besaran.

Ada banyak laporan mengenai kekurangan air, makanan dan bahan bakar, serta kekhawatiran mengenai fasilitas kesehatan dan kondisi sanitasi.

Seperti diketahui, Israel telah melancarkan serangan udara hampir terus-menerus di sebagian besar Jalur Gaza, serta serangan darat ke Gaza utara, termasuk menghancurkan sebagian besar Kota Gaza – kota terbesar di wilayah tersebut – menjadi puing-puing.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan setidaknya 1,5 juta orang di Gaza menjadi pengungsi internal, dan kepadatan penduduk menjadi kekhawatiran utama. Banyak di antara mereka yang berlindung di fasilitas PBB, rumah sakit, gereja, dan gedung-gedung publik.

Sebagian besar pertempuran baru-baru ini berpusat di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, di mana menurut Israel Hamas mengoperasikan pusat komando dan kendali, namun hal ini dibantah oleh Hamas. Israel belum memberikan bukti substansial untuk mendukung klaimnya.

Ratusan orang dilaporkan telah meninggalkan al-Shifa pada hari Sabtu, dan seorang jurnalis yang meninggalkan rumah sakit mengatakan kepada BBC “kami mengangkat tangan dan membawa bendera putih”.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah memerintahkan evakuasi rumah sakit tersebut, namun mengatakan bahwa mereka telah menyetujui permintaan dari direktur rumah sakit dan menyediakan "rute aman" bagi mereka yang ingin meninggalkan rumah sakit tersebut.

Pejabat Hamas mengatakan 120 pasien masih dirawat di rumah sakit, bersama dengan bayi prematur.

Ada juga laporan bahwa sekolah PBB yang menjadi tempat penampungan di Gaza utara telah terkena serangan dan memakan banyak korban jiwa.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Jalur Gaza mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sedikitnya 50 orang tewas dalam serangan Israel di sekolah Al-Fakhoura.

BBC Verify telah melakukan geolokasi rekaman ke sekolah yang menunjukkan banyak orang - termasuk perempuan dan anak-anak - yang mengalami luka parah atau terbaring tak bergerak di lantai di berbagai bagian gedung.

Ada lebih dari 20 korban jiwa yang terlihat dalam rekaman tersebut, dan sekitar setengahnya terlihat di satu ruangan di lantai dasar, yang juga menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah.

Seorang juru bicara IDF mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak dapat memastikan bahwa itu adalah serangan IDF dan sedang menyelidiki insiden tersebut.

Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan dia telah melihat "gambar dan rekaman mengerikan dari sejumlah orang yang terbunuh dan terluka" di salah satu sekolah badannya yang "menampung ribuan pengungsi".

“Serangan-serangan ini tidak bisa menjadi hal yang biasa, mereka harus dihentikan,” katanya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement