Sesuai perintah dari Jenderal Soeharto, Yasir kemudian memerintahkan bawahannya, Mayor ST, untuk mencari sumur tua yang tak berair. Di sumur kering itulah hidup Aidit berakhir di depan regu tembak.
Saat akan dieksekusi, Aidit mencoba mengingatkan para aparat militer bahwa dirinya adalah seorang Menko dalam Kabinet Dwikora.
"Tahukah kamu apa arti seorang Menko? Seorang Wakil Ketua MPR Sementara kemari? Apa ini sumur? Untuk apa?" ujarnya kepada Mayjen Yasir Hadibroto.
Namun, gertakan Aidit kali ini tidak membuahkan hasil. Pertanyaan Aidit kemudian dijawab oleh Yasir. "Saya mengerti pak, dan jika ingin tahu, sumur ini untuk apa? Ini untuk Anda. Apakah Anda tahu bahwa Pak Yani juga dimasukkan ke dalam sumur seperti ini?" kata Mayjen Yasir Hadibroto kepada Aidit.
Sadar bahwa ajal semakin dekat, Aidit meminta waktu untuk memberikan pidato.
"Jangan tergesa-gesa, saya ingin berpidato terlebih dahulu," ujar Aidit.
Di akhir pidatonya, Aidit berteriak, "Hidup PKI!" Seruan terakhir ini menjadi penutup sebelum peluru langsung menyusup ke dalam tubuhnya.
(Arief Setyadi )