KENDARI - Keluarga korban penembakan oleh personel Ditpolairud Polda Sulawesi Tenggara meminta Kapolda Sultra mengusut tuntas kasus penembakan 4 nelayan di perairan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan.
Herman Pambahako, salah seorang keluarga korban mengatakan, penembakan terhadap korban tersebut harus terbuka dan transparan ke publik sehingga para pelaku mendapat hukuman yang sesuai. Polda Sultra juga diminta agar segera merilis motif dari aksi penembakan tersebut.
BACA JUGA:
Hal ini agar publik mengetahui motif dari penembakan tersebut, sebab korban ditembak diduga karena menjadi pelaku pemilik bom ikan yang akan digunakan untuk mencari ikan di perairan Laonti.
“Kita berharap Polda Sultra mengusut tuntas secara profesional, Penembakan terhadap korban itu ada SOP dan ini harus terbuka ke publik,” ungkap Herman saat ditemui di RS Bhayangkara Kendari pada Minggu (26/11/2023) malam.
BACA JUGA:
Menurutnya Sistem Operasional Prosedur (SOP) personel pelaku penembakan terhadap ke-4 nelayan itu harus dijelaskan.
“Kalau kalimatnya terjadi perlawanan, ukuran apa sampai mengeluarkan tembakan, apakah kegiatan yang seharusnya tidak ditindak dengan senjata atau peluru tiba-tiba diganti dengan peluru ini harus dijelaskan dengan tuntas,” ujarnya.
Dikabarkan sebelumnya, Putra (17) nelayan korban penembakan oleh polisi meninggal dunia sekira pukul 16.45 WITA setelah menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Kendari. Minggu (26/11/2023).
Dengan bertambahnya 1 korban, kini terdapat 2 korban meninggal dunia akibat penembakan personel Ditpolairud Polda Sulawesi Tenggara.