GAZA – Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, pada Sabtu (2/12/2023), Israel menarik tim perundingnya dari Qatar setelah mencapai “jalan buntu” dalam pembicaraan.
“Organisasi teror Hamas tidak memenuhi perannya dalam perjanjian tersebut, termasuk pengembalian semua perempuan dan anak-anak yang disandera, sesuai dengan daftar yang dikirimkan ke Hamas dan disetujui oleh mereka,” kata pernyataan itu.
Para perundingnya berasal dari badan intelijen Mossad Israel. Pernyataan itu menyebutkan bahwa kepala badan tersebut, David Barnea, yang memanggil kembali tim tersebut.
Seperti diketahui, kesepakatan antara Israel dan Hamas dicapai dengan bantuan mediasi asing dan terjadi jeda pertempuran selama tujuh hari, dengan pembebasan sandera Israel sebagai ganti tahanan Palestina. Lebih banyak bantuan juga dapat mengalir ke wilayah kantong tersebut selama gencatan senjata.
Gencatan kemanusiaan dimulai pada 24 November dan diperbarui dua kali sebelum berakhir pada Jumat (1/12/2023) pagi.
Sementara itu, pasukan darat Israel dilaporkan bergerak maju ke Gaza selatan, setelah pemboman besar-besaran selama tiga hari.
Laporan awal dari radio tentara Israel secara efektif mengkonfirmasi bahwa Israel telah melancarkan operasi darat di utara Khan Younis.