Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kepedihan Anak-Anak Yatim Piatu di Gaza, Kaki Patah hingga Kehilangan Orangtua

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 05 Desember 2023 |13:19 WIB
Kepedihan Anak-Anak Yatim Piatu di Gaza, Kaki Patah hingga Kehilangan Orangtua
Kepedihan anak-anak yatim piatu di Gaza (Foto: Mahmoud Aki)
A
A
A

GAZA - Para petugas medis yang bekerja di Jalur Gaza menggunakan frasa khusus untuk menggambarkan jenis korban perang tertentu.

“Ada akronim yang unik di Jalur Gaza, yaitu WCNSF – anak yang terluka, tidak ada keluarga yang selamat – dan ini sering digunakan,” kata Dr Tanya Haj-Hassan yang bekerja dengan Doctors Without Borders kepada BBC News.

Ekspresi tersebut menggambarkan kengerian situasi yang dialami banyak anak Gaza. Hidup mereka berubah dalam sekejap - orang tua, saudara kandung, dan kakek-nenek mereka terbunuh, dan segalanya tidak lagi sama.

Perang dimulai setelah Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 lainnya, dan Israel melancarkan kampanye militernya. Lebih dari 15.500 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk sekitar 6.000 anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.

Ahmed Shabat adalah salah satu dari anak-anak yang digambarkan sebagai anak yang terluka, tanpa keluarga yang selamat, ketika dia tiba dalam keadaan terluka dan menangis di Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza utara. Anak berusia tiga tahun itu selamat dari serangan udara di rumahnya di Beit Hanoun, pada pertengahan November. Namun ayah, ibu dan kakak laki-lakinya terbunuh.

Ajaibnya, saat itu ia hanya mengalami luka ringan. Belakangan terungkap bahwa adik laki-lakinya, Omar, yang berusia dua tahun, juga selamat dari serangan tersebut dan mereka dipertemukan kembali setelah seorang anggota keluarga besar yang sudah dewasa berhasil ditemukan.

“Setelah pengeboman, kami mengetahui ada seorang anak di rumah sakit Indonesia dan tidak ada seorang pun yang menemaninya, jadi kami segera pergi ke sana,” jelas paman Ahmed, Ibrahim Abu Amsha. Ahmed bersama orang asing. Dia mengatakan Ahmed terlempar ke udara dan ditemukan terluka sekitar 20m (65 kaki) dari rumah.

Ahmed dan Omar kini menjadi yatim piatu, tunawisma, tanpa tempat berlindung untuk melindungi mereka dari penembakan yang terus menerus, sehingga Ibrahim memutuskan untuk menjaga mereka, bersama dengan keluarganya sendiri. Dia awalnya membawa mereka ke kota Sheikh Radwan tetapi mengatakan mereka pergi setelah "Ahmed terkena pecahan kaca" akibat ledakan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement