MOSKOW - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov menuntut pembebasan sandera yang ditahan di Gaza melalui panggilan telepon pada Minggu, (10/12/2023) dan Senin, (11/12/2023) dengan Hamas dan faksi Palestina lainnya, kata kementerian luar negeri Rusia.
Pernyataan tersebut menyusul serangkaian pertemuan dan panggilan telepon antara Presiden Vladimir Putin dan para pemimpin Timur Tengah dalam seminggu terakhir.
Kementerian tersebut mengatakan percakapan Bogdanov menyoroti situasi militer dan kemanusiaan di Gaza, di mana Rusia “menegaskan posisi prinsipnya mengenai perlunya menghentikan permusuhan dan segera menyelesaikan semua masalah kemanusiaan yang muncul, termasuk pembebasan sandera”.
Pernyataan itu tidak menjelaskan apakah Rusia mengupayakan pembebasan semua sandera yang ditangkap oleh Hamas selama serangan mereka pada 7 Oktober di Israel selatan atau hanya pembebasan warga negara Rusia di antara mereka.
Bogdanov berbicara dengan tokoh-tokoh senior di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Uni Demokratik Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina, dan Hamas.
Dia menekankan perlunya memulihkan persatuan Palestina “dalam kerangka PLO” dan menegaskan kembali dukungan Moskow terhadap negara Palestina untuk hidup berdampingan bersama Israel, kata pernyataan itu sebagaimana dilansir Reuters.
Rusia pada Minggu menyerukan misi pemantauan internasional untuk pergi ke Gaza untuk menilai situasi kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan Moskow mengecam keras serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, namun tidak dapat diterima bagi Israel untuk menggunakan hal tersebut sebagai pembenaran atas "hukuman kolektif terhadap jutaan rakyat Palestina dengan penembakan tanpa pandang bulu".
Para analis mengatakan perang Gaza terbukti bermanfaat bagi Rusia dengan mengalihkan perhatian dunia dari perang di Ukraina dan mempersulit Kyiv untuk bersaing mendapatkan perhatian dan bantuan militer Washington.
Putin juga menggunakan kesempatan ini untuk mengkritik kegagalan diplomasi Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah dan meningkatkan profil Rusia sebagai pemain regional yang memiliki hubungan dengan semua aktor utama.
Putin telah meningkatkan kontaknya dalam seminggu terakhir, meskipun tujuan dari kesibukan diplomatiknya belum jelas.
Dia berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Sabtu, (9/12/2023) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu, setelah pekan lalu bertemu dengan para pemimpin Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Iran.
(Rahman Asmardika)