Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Deretan Strategi Mematikan Pasukan Majapahit Hancurkan Lawan

Avirista Midaada , Jurnalis-Senin, 11 Desember 2023 |05:20 WIB
Deretan Strategi Mematikan Pasukan Majapahit Hancurkan Lawan
Ilustrasi kerajaan Majapahit (Foto: Ist)
A
A
A

MALANG - Kerajaan Majapahit konon memiliki angkatan perang yang kuat semasa diperintah Hayam Wuruk. Tak ayal kejayaan kerajaan menemui masanya semasa Hayam Wuruk bertahta dibantu oleh sang mahapatih Gajah Mada.

Gajah Mada yang menjadi komandan perang memberikan nasehat ke raja, memang memiliki kecemerlangan dan kecerdasan dalam berpikir akan strategi perang. Tak ayal, setiap peperangan pun Gajah Mada selalu membuat strategi berbeda berdasarkan kekuatan lawan dan medan peperangan yang dihadapi.

Sejarah mencatat ada delapan strategi peperangan Majapahit untuk mewujudkan keinginan Mahapatih Gajah Mada untuk mempersatukan nusantara. Strategi ini mulai sapit urang hingga pasir wutah, sebagaimana dikutip dari "Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit," dari Sri Wintala Achmad.

Berikut adalah strategi perang yang kerap diperagakan oleh pasukan Kerajaan Majapahit.

1. Sapit Urang

Sapit Urang menempatkan para prajurit dalam beberapa pasukan, dua kelompok pasukan pertama akan bertindak menjadi tangan-tangan perkasa dari seekor udang masing-masing dipimpin oleh komandan sayap, bisa Senapati, Penatus, atau seorang Lurah, tergantung besarnya jumlah pasukan yang ada.

Dua kelompok pasukan pertama akan menjepit dan mengacaukan pihak musuh dari dua arah yang berlawanan. Sementara di bagian tengahnya pasukan utama akan berhadapan dengan pihak lawan. Jika dilihat dari atas menara pengawas di depan keraton, pasukan Sapit Urang akan membentuk garis melengkung bagaikan tapal kuda.

2. Garuda Nglayang

 

Serangan Garuda Ngalayang menjadi serangan andalan keduanya. Pasukan ini mengandalkan kekuatan pasukan yang besar dan meniru gerakan terbang burung garuda. Di mana panglima dan pemimpin pasukan yang berada di paruh, kepala, sayap, dan ekor memberikan perintah kepada anak buahnya dengan bertingkah seperti burung garuda, menyambar, mematuk, dan sebagainya. Inilah kenapa dinamakan serangan Garuda Nglayang.

Serangan ini mengandalkan seorang senapati utama pada posisi paruh, kemudian sayap kiri kanan bergerak bebas dengan posisi sebagai pengatur yang sedikit heroik. Karena perlindungan posisi cakar kaki, kemudian pemimpin utama berada di ekor sebagai posisi penyapu terakhir.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement