Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kebuntuan Maritim China-Filipina Meningkat, AS Terancam Terseret dalam Konflik

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 14 Desember 2023 |17:33 WIB
Kebuntuan Maritim China-Filipina Meningkat, AS Terancam Terseret dalam Konflik
AS terancam terseret dalam konflik usai kebuntuan maritim yang dialami China dan Filipina (Foto: AP)
A
A
A

Para pejabat AS telah berulang kali mengutip perjanjian tersebut dalam pernyataan publik mengenai Laut Cina Selatan dan Departemen Luar Negeri AS pada minggu ini menegaskan kembali sikap Washington setelah bentrokan pada Minggu (10/12/2023).

“Amerika Serikat (AS) berpihak pada sekutu Filipina kami dalam menghadapi tindakan berbahaya dan melanggar hukum ini,” kata pernyataan itu.

Namun Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan kepada Washington bahwa mereka tidak mempunyai hak dalam perselisihan tersebut, dan mengatakan tidak ada pihak ketiga yang berhak untuk campur tangan.

Beijing mengklaim kedaulatan yang tak terbantahkan atas hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan, termasuk banyak wilayah yang berjarak ratusan mil dari daratan Tiongkok. Selain itu, Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei dan Taiwan juga memiliki klaim yang bersaing.

Pada 2016, pengadilan internasional di Den Haag memenangkan Filipina dan menyimpulkan bahwa Tiongkok tidak memiliki dasar hukum untuk mengklaim hak bersejarah atas sebagian besar Laut Cina Selatan. Namun Beijing mengabaikan keputusan tersebut.

Beting Thomas Kedua, yang dikenal sebagai Beting Ayungin di Filipina dan Terumbu Karang Ren’ai di Tiongkok, berada di zona ekonomi eksklusif Filipina.

Manila mendaratkan Sierra Madre, sebuah kapal angkut bekas Angkatan Laut AS era Perang Dunia II, di Second Thomas Shoal pada 1999 dan telah diawaki oleh marinir Filipina untuk menegakkan klaimnya atas wilayah tersebut. Namun kapal yang berkarat itu kini hancur dan sangat membutuhkan perbaikan rutin.

Situasi di perairan dangkal tersebut sebagian besar tidak menjadi berita utama ketika Tiongkok mendirikan instalasi militer di wilayah lain yang diperebutkan di Laut Cina Selatan selama sebagian besar dekade terakhir.

Dan pemerintahan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencoba menjalin hubungan ekonomi baru dengan Beijing.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement