Sebagian besar wilayah di wilayah tersebut telah hancur, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan di tengah meluasnya kekurangan pasokan bahan pokok.
Pihak berwenang Israel mengatakan tujuan serangan itu adalah untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.
Di tengah meningkatnya korban sipil di Palestina, pemerintah Israel mendapat tekanan internasional yang semakin besar, termasuk dari sekutu utama negara itu, Amerika Serikat (AS), namun mereka menolak seruan gencatan senjata.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali mengalihkan tekanan pada Sabtu (17/12/2023).
“Meskipun ada kesedihan, meskipun ada tekanan internasional, kami terus melanjutkannya sampai akhir, tidak ada yang bisa menghentikan kami,” katanya.
(Susi Susanti)