4. Dilengkapi Teknologi Canggih
Biaya pembangunan Terowongan Hamas sebesar USD3 juta (Rp46 miliar), yang dilengkapi saluran telepon, listrik, dan rel kereta api.
5. Lintas Batas Negara
Terowongan disebut melintasi batas ke Mesir yang digunakan untuk mengirimkan senjata dan Personel. Pada 26 Oktober 2023, IDF mengatakan sebelum 7 Oktober, Hamas menggunakan terowongan perbatasan Mesir mengirimkan senjata dan amunisi ke Gaza.
Berdasarkan sejarah, terowongan ini digunakan para penyelundup untuk mengangkut uang dan barang-barang lainnya ke Jalur Gaza. Melalui perdagangan gelap dengan pajak dan aktivitas komersil bawah tanah tersebut Hamas mendapatkan keuntungan.
6. Pemerintah Mesir Menutup Banyak Terowongan Ke Gaza
Mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi, mengizinkan Hamas dan Jihad Islam Palestina mengangkut rudal dan senjata menggunakan terowongan tersebut secara diam-diam. Kairo mulai menindaklanjuti jaringan bawah tanah tersebut setelah Presiden Abdel Fattah Al-Sisi berkuasa pada 2013.
Hingga saat ini, pihak militer Mesir telah menghancurkan dan membanjiri terowongan dengan air limbah, walaupun belum sepenuhnya menutup terowongan tersebut.
7. Terowongan Melintasi Batas ke Israel
Sistem terowongan sampai ke perbatasan Israel untuk penculikan Tentara Israel. Kejadian Gilad Shalit 2006 menjadi kasus yang paling terkenal. Pada 2011, Israel menukar 1.027 tahanan keamanan Palestina untuk ditukar dengan Shalit.

Walaupun Hamas tampak tidak menggunakan terowongan untuk memasuki Israel, diduga tersebut strategi tersebut menjadi pilihan taktis, sebagaimana dibuktikan Hamas pada rekaman 14 Oktober. Rekaman tersebut menunjukan para teroris keluar dari terowongan, mensimulasikan serangan terhadap tank Israel, dan kembali ke jaringan bawah tanah.
8. Hamas Mengalihkan Sumber Daya Membangun Sumber Teror
Mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel, Mayor Jenderal Yaakov Amidror pada 2014 menuduh Hamas mengabaikan masyarakat sipil. Hal ini diperkuat dengan pihak Hamas menggunakan beton dan material lain yang seharusnya untuk proyek-proyek sipil, namun malah dialihfungsikan memperkuat sistem terowongan.
9. Pembangunan Melibatkan Anak-Anak
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan pada 2012, sekitar 160 anak-anak dinyatakan meninggal saat bekerja di Terowongan Hamas. Sebuah film dokumenter memberikan cuplikan seorang pekerja anak. Ia mengatakan pekerjaan yang dilakukannya sangat berbahaya, dan menyebutnya 'kuburan orang hidup.'
(Maruf El Rumi)