“Meskipun kami tinggal berjauhan, kami sangat dekat karena ibu kami meninggal ketika kami masih muda, tetapi saya belum pernah ke rumahnya, atau mengantar putranya ke sekolah, atau bahkan bertemu dengan pria yang akan dinikahinya,” lanjutnya.
“Saya ingin kita semua hadir di hari pernikahannya, tapi saya juga berusaha melakukan yang terbaik untuk mengurangi jejak karbon saya dengan mencoba untuk tidak pakai pesawat terbang,” ujarnya.
Keluarga tersebut menabung selama beberapa tahun untuk membiayai perjalanan tersebut, yang biayanya jauh lebih mahal daripada biaya tiket pesawat.
Pada Agustus lalu, Coggins meninggalkan pekerjaannya sebagai administrator di Avanti Park School di Frome dan Simon selesai bekerja di Songbird Naturals di Ditcheat.
Mereka juga harus menolak pemesanan untuk band mereka ‘Seize The Day’ karena kepergian mereka.
“Band kami tidak bisa tampil tanpa kami, tapi kami berharap bisa kembali pada Juni 2024 untuk musim panas,” kata Simon.
“Kami bertiga telah berkampanye dengan cara yang berbeda untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim, jadi kami memutuskan perjalanan kami ke Australia harus serendah mungkin,” lanjutnya.
"Tetapi kami realistis. Kami tahu bahwa orang-orang belum tentu punya waktu untuk melakukan hal ini, dan sayangnya dunia saat ini belum siap untuk menjadikan perjalanan rendah karbon lebih mudah daripada penerbangan,” ungkapnya.
“Tetapi sejauh ini ini merupakan petualangan yang luar biasa, dan kami masih berharap bahwa Syahbandar di Dili dapat membantu kami menemukan perahu,” tambahnya.
(Susi Susanti)