JAKARTA - Pada Agustus 2017, sekira 700.000 warga Rohingya melarikan diri dari gelombang kekerasan dan penganiayaan di Myanmar.
Mereka melarikan diri ke Distrik Cox's Bazar, yang dikenal sebagai ‘kamp pengungsi terbesar di dunia’ di negara tetangga Bangladesh. Di sini mereka menetap di daerah yang di mana banyak orang Rohingya sebelum mereka mencari perlindungan.
Banyak di antara mereka yang hanya membawa pakaian yang mereka kenakan ketika rumah dan desa mereka diserang, dihancurkan, dan dibakar. Meskipun merupakan salah satu negara dengan populasi terpadat di dunia, Bangladesh saat ini menjadi tuan rumah bagi pemukiman pengungsi terbesar di dunia dan masih terus berkembang.
Berikut 5 fakta Cox’s Bazar, kamp pengungsi Rohingya terbesar di dunia.
1. Tidak ada privasi
Mengutip dari United Nations Population Fund, kondisi di Cox’s Bazar sangat sulit. Banyak pengungsi Rohingya yang tinggal di tempat penampungan sementara yang padat dan tidak memberikan privasi serta menimbulkan risiko perlindungan bagi perempuan dan anak perempuan.
2. Berlindung di rumah bambu
Sekitar 200.000 keluarga tinggal di pusat pengungsian yang terbuat dari bambu dan terpal. Badan-badan bantuan termasuk Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komite Palang Merah Indonesia (ICRC) memberikan bantuan ke para pengungsi berupa bahan-bahan untuk membangun tempat berlindung mereka dengan menggunakan bambu yang ditanam.