Beberapa drone yang digunakan di medan perang Ukraina memiliki kemampuan mandiri (otonom), dan dilengkapi dengan amunisi yang dilengkapi Kecerdasan Buatan yang bisa mengidentifikasi, melacak, dan menyerang target tanpa campur tangan manusia. Jacobsen mengatakan bahwa kemandirian tersebut menimbulkan beberapa kekhawatiran etika tentang mesin yang mengambil keputusan untuk membunuh.
“Karena situsi EW (Electronic Warfare) yang kompleks, sangat sulit untuk mengelola tautan datanya. Ada desakan yang semakin besar terhadap otonomi, atau drone yang bisa terbang sendiri dan mampu mengambil keputusan sendiri. Hal ini menimbulkan masalah etika," ujarnya.
James Rogers, Direktur Eksekutif Brooks Tech Policy Institute di Cornell University, mengatakan drone sudah membuat keputusan seperti itu.