Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gatsronomi Ganjar-Mahfud, Bakal Penuhi Asupan Gizi Masyarakat yang Lebih Beragam

Arief Setyadi , Jurnalis-Selasa, 02 Januari 2024 |16:07 WIB
Gatsronomi Ganjar-Mahfud, Bakal Penuhi Asupan Gizi Masyarakat yang Lebih Beragam
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Foto: MPI)
A
A
A

 

JAKARTA - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, Ganjar Pranowo Mahfud MD memiliki program gastronomi. Program pasangan nomor urut tiga itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi, memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM), dan menggerakkan ekonomi nasional.

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN), Chico Hakim mengungkapkan, program gastronomi merupakan ide tandingan dari program makan siang dan susu gratis yang diusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Program makan siang gratis, menurut Chico, cenderung mengarah pada standarisasi sumber gizi dengan memusatkan perhatian pada susu dan telur. Sementara itu, program gastronomi Ganjar-Mahfud lebih menonjolkan panganan lokal yang beragam.

Di mana, bentuk kearifan lokal suatu daerah pada bahan baku makanan diramu menjadi pangan yang kemudian dijadikan hidangan bermakna.

"Sudah banyak studi menunjukkan telur lebih bergizi ketimbang susu. Terus kalau bicara soal laktosa intoleran atau ketidakmampuan untuk sepenuhnya mencerna gula (laktosa) dalam produk susu itu hampir 70% orang Asia memiliki laktosa intoleran tersebut," kata Chico dalam keterangannya, Selasa (2/1/2023).

Chico menyoroti bahwa program makan siang gratis berpotensi meningkatkan ketergantungan pada impor karena fokus pada satu jenis komoditas pangan. Sebaliknya, program gastronomi diharapkan dapat membuka peluang asupan gizi yang lebih beragam melalui pemanfaatan pangan lokal.

Chico menekankan pentingnya menghindari homogenisasi pangan dengan dalih pemenuhan gizi yang dapat meningkatkan ketergantungan pada impor. Dia juga menegaskan bahwa makanan lokal dapat memiliki nilai gizi setara dengan susu impor.

"Jangan sampai impor dinaikkan atas nama pemenuhan gizi," ujar Chico.

Padahal, banyak jenis makanan dari bahan baku lokal yang setara gizinya dengan susu impor, misalnya. Chico memahami kalau ide makan siang dan susu gratis bisa dibenarkan dengan revitalisasi peternak dalam negeri. Namun, sekalipun kebutuhan sapi sangat banyak, saat ini olahan pangan yang berasal dari sapi tetap impor, dan itu yang menjadi persoalan.

Sementara gastronomi, kata Chico, bakal membuat asupan gizi jadi beragam karena diberikan sesuai dengan potensi aneka pangan yang ada di masyarakat. Pemerintah nantinya tinggal membantu pangan lokal naik kelas menjadi lebih bergizi tinggi.

"Kalau kita bicara makan siang gratis, apakah nasi harus diberikan kepada orang Papua tiga kali sehari?" ujarnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement