Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tetangga Ungkap Perbedaan 180 Derajat Pelaku dan Korban Mutilasi di Malang

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 03 Januari 2024 |18:25 WIB
Tetangga Ungkap Perbedaan 180 Derajat Pelaku dan Korban Mutilasi di Malang
A
A
A

MALANG - Sejumlah tetangga korban mutilasi di Malang masih tak percaya Ni Made Sutarini (55) dibunuh dan dimutilasi oleh suaminya sendiri. Apalagi sehari-hari sosok Ni Made Sutarini (55) memang cukup baik dan terkenal ramah di lingkungan, cukup berbeda dengan sosok pelaku James Loodewyk Tomatala (61).

Endang Lestari, tetangga korban mengatakan, keseharian Sutarini ini kerap kali dianiaya dan menerima perlakuan kekerasan dari suaminya James Loodewyk Tomatala. Bahkan perlakuan kekerasan itu kerap diterimanya setelah keduanya menikah.

"Sering bertengkar, mulai awal menikah sampai sekarang. Sering cekcok, mulai menikah sampai hari ini. Tapi masih nggak nyangka setega itu (membunuh dan memutilasi)," ucap Endang Lestari, pada Rabu (3/1/2024) ditemui di Jalan Serayu Selatan Nomor 6, Kelurahan Bunulrejo, Blimbing, Kota Malang.

Pelaku pembunuhan dan mutilasi disebutnya sering memarahi istrinya. Padahal pasangan suami istri (Pasutri) itu juga sudah dianugerahi dua anak dan secara perekonomian juga mencukupi. Sifat tempramen pelaku memang cukup dikenal para tetangga, bertolakbelakang dengan sifat korban Ni Made Sutarini.

"Sudah sering (bertengkar) setiap hari tengkar, sampai kita cuek, sangking (karena) setiap harinya sampai meso meso (berkata-kata kotor)," tuturnya.

Dirinya mengutarakan sehari sebelum pembunuhan itu terungkap, warga mendengar suara pertengkaran di rumah pasutri itu. Bahkan warga dan tetangga mengakui ada suara minta tolong dari rumah James, yang diduga berasal dari Ni Made Sutarini.

"Kemarin sampai minta tolong, terus gak ada suaranya, nah kita curiga tak amati terus. Kita curiga nanti kalau dibunuh gimana, kok gak ada suaranya setelah tengkar," jelasnya.

Keseharian korban Ni Made Sutarini sendiri hanyalah ibu rumah tangga, sedangkan suaminya yang juga pelaku pembunuhan merupakan pensiunan pegawai PLN. James Loodewyk merupakan warga asli Jalan Serayu, ia baru pensiun dari pegawai PLN sekitar lima tahunan terakhir.

"Kesehariannya anti sosial. Kayak ada orang mati gak pernah nyelawat (takziah). Kalau ada kegiatan kampung gak pernah keluar," terangnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement