TEPI BARAT – Seorang anak perempuan Palestina berusia tiga tahun ditembak dan dibunuh ketika pasukan Israel menembaki sebuah kendaraan yang menyerang sebuah pos pemeriksaan militer di Tepi Barat yang diduduki.
Polisi Israel menyebut insiden tersebut sebagai serangan teror kendaraan dan mengonfirmasi bahwa pria dan wanita di dalam kendaraan tersebut, yang menyerang polisi perbatasan di pos pemeriksaan militer Ras Bidu pada Minggu (7/1/2024), ditembak dan dibunuh. Pos pemeriksaan tersebut terletak di Tepi Barat, sekitar 10 kilometer (6,21 mil) barat laut Yerusalem.
Saat polisi menembaki para penyerang, seorang gadis berusia tiga tahun yang mengendarai kendaraan berbeda juga ikut tertembak.
Magen David Adom, dari layanan medis darurat Israel, mengatakan anak yang tidak sadarkan diri itu dibawa ke tim mereka dan dinyatakan meninggal setelah pemeriksaan medis.
Layanan medis darurat Israel mengatakan dua orang lainnya terluka, salah satunya adalah seorang wanita berusia 20 tahun. Dia dirawat oleh paramedis dan sepenuhnya sadar serta dalam kondisi ringan dengan cedera anggota badan.
Sebelumnya, tentara Israel mengatakan mereka telah “menyelesaikan pembongkaran” struktur komando Hamas di Jalur Gaza utara.
Juru Bicara Militer Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan bahwa militan Palestina kini beroperasi di wilayah tersebut hanya secara sporadis dan “tanpa komandan”. Dia mengatakan Israel telah membunuh sekira 8.000 militan di Gaza utara. BBC tidak dapat memverifikasi angka ini secara independen.
Dilansir BBC, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sekarang fokus untuk membongkar Hamas di Gaza selatan dan tengah.
Israel telah membunuh lebih dari 22.000 orang sejak perang dimulai, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Pada Sabtu, pihaknya mengatakan telah mencatat lebih dari 120 kematian selama 24 jam terakhir.
Wilayah ini telah hancur dan sebagian besar penduduk yang berjumlah 2,3 juta jiwa telah mengungsi.
Serangan Israel dimulai setelah orang-orang bersenjata Hamas melancarkan serangan mendadak di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekira 240 orang.
(Susi Susanti)