YAMAN - Dalam pidatonya pada Kamis (11/1/2024), pemimpin Houthi Abdul Malek Al-Houthi mengatakan bahwa setiap serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Yaman tidak akan dibiarkan begitu saja’. Houthi juga memperingatkan bahwa responsnya akan “lebih dari sekadar menyerang kapal-kapal AS di laut.
Militer AS dan Inggris diketahui melancarkan serangan terhadap beberapa sasaran Houthi di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi pada Kamis (11/1/2024).
Seorang pejabat AS dan Inggris mengatakan kepada CNN, serangan tersebut berasal dari jet tempur dan rudal Tomahawk.
Pejabat AS mengatakan lebih dari selusin target Houthi dihantam oleh rudal yang ditembakkan dari udara, permukaan, dan sub-platform dan dipilih karena kemampuan mereka untuk melemahkan serangan berkelanjutan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Tempat-tempat tersebut termasuk sistem radar, tempat penyimpanan dan peluncuran drone, tempat penyimpanan dan peluncuran rudal balistik, serta tempat penyimpanan dan peluncuran rudal jelajah.
Pada Kamis (11/1/2024), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan saat melakukan perjalanan di wilayah Timur Tengah (Timteng) tersebut bahwa jika hal ini tidak dihentikan, akan ada konsekuensinya dan sayangnya, hal itu belum berhenti.
Blinken juga mengatakan dia tidak yakin perang di Gaza akan meningkat menjadi konflik regional, meskipun dia memperingatkan “banyak titik bahaya.” Saat berada di wilayah tersebut, Blinken mengunjungi Bahrain, rumah bagi Komando Pusat Angkatan Laut AS dan Armada Kelima Angkatan Laut.
Menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, aspek penting dari perjalanan Blinken ke Timur Tengah adalah untuk memberi tahu para pemimpin regional bahwa jika AS mengambil tindakan militer terhadap Houthi, tindakan tersebut harus dilihat sebagai tindakan defensif, bukan eskalasi.