CHINA – China atau Tiongkok telah memperingatkan para pemilih di Taiwan untuk membuat “pilihan yang tepat”, dua hari sebelum pemilihan presiden di pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing.
China menegaskan kemenangan calon dari partai yang berkuasa, William Lai, akan menimbulkan bahaya bagi hubungan kedua negara.
China juga mengkritik "obrolan kurang ajar" yang dilakukan Amerika Serikat (AS) setelah Washington memperingatkan Beijing agar tidak memicu ketegangan menjelang pemungutan suara pada Sabtu (6/1/2024).
Siapa yang memenangkan pemilu dapat mendorong Taiwan semakin mendekat atau menjauh dari Beijing.
Taiwan adalah titik konflik utama dalam pertikaian antara Tiongkok dan Amerika Serikat dalam memperebutkan supremasi di Asia.
Kantor Urusan Taiwan di Tiongkok mengatakan Lai akan lebih mendorong kegiatan separatis jika dia terpilih.
“[Dia] akan terus mengikuti jalan jahat dengan memprovokasi ‘kemerdekaan’ dan membawa Taiwan semakin jauh dari perdamaian dan kemakmuran, dan semakin dekat dengan perang dan kemunduran,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Lai, dari Partai Progresif Demokratik (DPP), menyerukan para pemilih untuk "memilih jalan yang benar" guna mempertahankan kedaulatan Taiwan. Lawan utamanya, Hou Yu-ih dari Kuomintang (KMT), menyebut Lai berbahaya bagi hubungan dengan Tiongkok.
Banyak orang Taiwan menganggap diri mereka sebagai bagian dari negara yang terpisah, meskipun sebagian besar mendukung mempertahankan status quo di mana Taiwan tidak mendeklarasikan kemerdekaan dari Tiongkok atau bersatu dengannya.
Pulau ini memandang dirinya berbeda dari daratan, namun pemerintah Tiongkok mengatakan bahwa pulau ini adalah provinsi yang memisahkan diri, yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari negara tersebut, dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai hal ini.
Lai unggul tipis dalam pemilihan presiden sebelum pemungutan suara dihentikan pada tanggal 2 Januari. Pemilihan parlemen juga sedang diadakan.
Pesan Tiongkok kepada para pemilih datang ketika mereka meminta AS untuk berhenti mengomentari pemilu tersebut.
Kementerian luar negeri di Beijing mengeluarkan teguran keras kepada Washington setelah AS mengatakan akan mengirim delegasi tidak resmi ke Taiwan setelah pemungutan suara.
“Pemerintah AS harus menahan diri untuk melakukan intervensi dalam pemilu untuk menghindari kerusakan serius pada hubungan AS-Tiongkok,” kata seorang juru bicara.
China telah menegaskan penolakan tegas terhadap obrolan kurang ajar pihak Amerika tentang pemilu di wilayah Taiwan.
Beijing mengatakan pemilih Taiwan menghadapi pilihan antara damai atau perang dalam pemilu.
Sementara itu, pada Kamis (11/1/2024), Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengkritik Tiongkok karena “campur tangan berulang kali” dalam pemungutan suara pada Sabtu (6/1/2024).
“Sejujurnya, Beijing harus berhenti mengacaukan pemilu di negara lain dan menyelenggarakan pemilu mereka sendiri,” tulis Wu di X, platform sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
(Susi Susanti)