JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada lima fenomena yang menjadi penyebab cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di Indonesia. Salah satunya Siklon Tropis Anggrek yang baru saja terdeteksi.
Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan, lima fenomena tersebut, di mana ada tiga dinamika atmosfer yakni Gelombang Rossby Ekuator, Gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) yang menjadi penyebab cuaca ekstrem.
“Jadi kalau kita melihat dinamika atmosfer wilayah Indonesia saat ini ada sekitar tiga dinamika atmosfer, yang pertama yaitu adanya gelombang rossby ekuator yang berpropagasi ke arah timur. Kemudian, ada satu lagi gelombang Kelvin, kemudian ditambah dengan Madden Julian Oscillation,” kata Guswanto dalam keterangannya, Selasa (16/1/2024).
Selain itu, kata Guswanto, fenomena keempat yang harus menjadi penyebab cuaca ekstrem yakni terdeteksinya Siklon Tropis Anggrek di dekat Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu, hari ini pukul 1 WIB dini hari.
“Dan yang tidak kalah penting adalah pagi hari ini jam 1 ya, tanggal 16, itu BMKG telah mendeteksi lahirnya Siklon Tropis Anggrek yang posisinya kalau lihat adalah di Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu, sekitar berjarak 1.170 km,” katanya.
“Sehingga, ini akan memberikan dampak kepada wilayah kita tentunya adalah gelombang tinggi di wilayah Samudra Hindia, ini perlu diwaspadai. Di mana, pada saat lahirnya Siklon Tropis Anggrek ini kekuatannya yaitu sekitar 65 km per jam kecepatan anginnya dan tekanannya adalah 1.000 milibar ya,” ujar Guswanto.
Guswanto pun mengatakan Siklon Tropis Anggrek ini akan berdampak pada gelombang tinggi di sekitar Samudra Hindia dalam tiga hari kedepan. “Kemudian, kalau kita prediksi 3 hari ke depan, ini masih berdampak terhadap gelombang tinggi terhadap wilayah di Indonesia khususnya Samudra Hindia sebelah barat,” tuturnya.