GAZA – Kantor berita Palestina WAFA mengatakan gedung milik Universitas Al-Israa, di selatan Kota Gaza, rusak pada Rabu (17/1/2024) ketika diduga dihantam oleh pesawat tempur Israel.
Pihak universitas mengecam insiden tersebut dan menyebutnya sebagai “agresi biadab.”
WAFA mengatakan semua universitas di Gaza kini telah hancur atau setidaknya rusak.
CNN telah meminta Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk menanggapi klaim ini dan telah melakukan geolokasi gambar kerusakan pada universitas yang sesuai dengan lokasinya. IDF belum memberikan tanggapan.
Gedung-gedung yang menampung studi pascasarjana dan sarjana dihantam, klaim universitas tersebut, serta Museum Nasional, yang menurut universitas telah dilisensikan oleh Kementerian Purbakala yang berisi lebih dari 3.000 artefak langka.
Universitas mengklaim IDF menjarah artefak sebelum meledakkan gedung museum untuk menutupi jejak kejahatan mereka. CNN telah menanyakan IDF tentang klaim ini dan sedang menunggu tanggapan. CNN tidak dapat secara independen memverifikasi klaim universitas ini.
Meskipun AS mengatakan pada Kamis (18/1/2024) bahwa mereka tidak memiliki informasi independen untuk memverifikasi dugaan insiden yang terjadi pada Rabu (17/1/2024) tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan mereka mendesak Israel untuk menghindari kerusakan pada infrastruktur penting yang tentu saja termasuk universitas dan untuk memastikan perlindungan terhadap situs kemanusiaan dan medis.
Sementara itu, menurut laporan dari United Nations Women, entitas kesetaraan gender Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perang Israel-Hamas yang terjadi saat ini telah menyebabkan kematian hampir tiga kali lebih banyak di Gaza dibandingkan total kematian dalam 15 tahun terakhir.
Statistik yang dirilis pada Jumat (19/1/2024) menyebutkan lebih dari 24.620 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak perang terbaru dimulai dengan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas ini juga mencerminkan jumlah yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. CNN tidak dapat memverifikasi angka-angka ini secara independen karena adanya tantangan dalam pelaporan dari zona perang.
(Susi Susanti)