Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Putri Aiko dari Jepang Akan Bekerja di Palang Merah Usai Lulus Kuliah

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 24 Januari 2024 |13:39 WIB
Putri Aiko dari Jepang Akan Bekerja di Palang Merah Usai Lulus Kuliah
Putri Aiko dari Jepang akan bekerja di Palang Merah usai lulus kuliah (Foto: File/NDTV)
A
A
A

TOKYO – Putri Aiko, anak tunggal Kaisar Jepang Naruhito, akan mulai bekerja di Palang Merah Jepang pada April mendatang setelah lulus dari universitas.

Meskipun rincian peran barunya tidak jelas, namun dia akan melanjutkan tugas resminya di keluarga kekaisaran.

Putri berusia 22 tahun ini tidak termasuk dalam garis suksesi karena hukum Jepang hanya mengizinkan laki-laki untuk naik takhta.

Jepang memiliki monarki turun-temurun tertua di dunia.

Dalam sebuah pernyataan, Putri Aiko mengatakan bahwa dia selalu mempunyai ketertarikan pada Palang Merah. Sedangkan pihak Palang Merah menambahkan bahwa mereka ingin melakukan persiapan secara menyeluruh sehingga sang putri dapat bekerja dengan nyaman.

Organisasi ini memiliki hubungan dekat dengan keluarga kekaisaran, dan permaisuri sebelumnya menjabat sebagai presiden kehormatan.

Pada Oktober lalu, Putri Aiko mengunjungi perkumpulan tersebut bersama orang tuanya untuk mengamati pameran kegiatan bantuan setelah gempa bumi Tokyo tahun 1923. Dalam beberapa tahun terakhir, ia juga menyampaikan simpatinya kepada para korban dan penyintas bencana alam di Jepang.

Saat ini dia sedang menjalani tahun terakhir studinya di Fakultas Sastra Universitas Gakushuin, jurusan bahasa dan sastra Jepang. Sang putri umumnya dihormati oleh masyarakat Jepang, banyak dari mereka menyambut baik peran barunya.

Ibu Putri Aiko, Permaisuri Masako, dikenal sebagai putri dan permaisuri "wanita karir" di Jepang.

Dididik di Harvard dan Oxford, permaisuri adalah mantan diplomat yang fasih dalam beberapa bahasa.

Pada 1993, ia menjadi orang biasa kedua, setelah mantan Permaisuri Michiko, yang menikah dengan pewaris takhta Jepang pertama.

Namun setelah menikah, spekulasi muncul mengenai apakah dan kapan dia akan menghasilkan ahli waris laki-laki.

Kelahiran Putri Aiko pada 2001 banyak dirayakan namun tidak menyelesaikan masalah suksesi.

Pemerintah Jepang kemudian mulai memperdebatkan apakah akan mengubah undang-undang yang mengizinkan perempuan naik takhta.

Lima tahun kemudian, adik Kaisar Naruhito menyambut seorang bayi laki-laki, Pangeran Hisahito, untuk menghindari krisis suksesi.

Namun tekanan terhadap Putri Mahkota Masako terlihat jelas ketika dia menghilang dari pandangan publik selama lebih dari satu dekade.

Pada 2004, Putra Mahkota Naruhito mengatakan kepada wartawan dengan komentar yang sangat keras bahwa istrinya telah "benar-benar kehabisan tenaga" dalam upaya beradaptasi dengan kehidupan istana.

Istana kemudian mengumumkan bahwa sang putri menderita "gangguan penyesuaian", yang secara luas dianggap merujuk pada depresi.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement