JAKARTA – Isi ramalan Jayabaya pertama tentang Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong, akan dibahas lengkap dalam artikel ini.
Raja Jayabaya terkenal dengan ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Ramalan Jayabaya kerap dikaitkan dengan peristiwa masa kini, mengingat beberapa ramalannya benar-benar terjadi.
"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" adalah Ramalan Jayabaya pertama yang benar terjadi di Indonesia pada abad ke-15 masehi atau sekitar tahun 1.400. Ramalan Jayabaya "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong", menjadi ramalan Jayabaya pertama yang benar-benar terjadi.
"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" diartikan dengan "Menghilangnya Sabdo Palon Noyo Genggong". Sabdo Palon dan Noyo Genggong adalah dua penasehat spiritual Raja Majapahit terakhir, Raja Brawijaya V (berkuasa 1453-1478). Sabdo Palon dan Noyo Genggong adalah penganut agama Hindu.
Sabdo Palon dan Noyo Genggong meninggalkan Majapahit sebab raja terakhir Majapahit yaitu Raja Brawijaya V memeluk agama Islam.
Saat Raja Brawijaya V memeluk agama Islam, Sabdo Palon tidak mau mengikutinya. Sabdo Palon pun tidak menghalangi Raja Brawijaya V untuk memeluk Islam karena Sabdo Palon tahu bahwa hal itu sudah merupakan kehendak Sang Kuasa.
Raja Brawijaya V memutuskan untuk memeluk Islam setelah berbincang dengan Sunan Kalijaga. Alasan Raja Brawijaya V memeluk Islam karena ia terpesona akan kecantikan Dewi Sari.
Setelah Raja Brawijaya V masuk Islam, sejumlah pengikutnya menolak untuk memeluk Islam dan memilih untuk pergi ke Bali. Raja Brawijaya V pun kembali ke Majapahit dengan ditemani Sunan Kalijaga. Tak lama, ia pun meninggal karena sakit dan dikebumikan dengan upacara Islam di Trowulan, tepatnya di sebelah timur laut kolam Segaran.
Sebelum meninggal, Raja Brawijaya V atau Bhre Kertabhumi menulis surat kepada Adipati Pengging dan Adipati Pranaraga, ia meminta mereka untuk menerima kekalahan Majapahit dari Demak.
Ia juga meminta agar kedua adipati itu mengabdi kepada Demak Bintara yang berhasil mengalahkan Majapahit di Trowulan, serta untuk menghindari pertempuran lebih lanjut. Sejak saat itu banyak kerajaan Islam yang berkembang.
Wallahu A'lam Bishawab
(Fahmi Firdaus )