NEW YORK - Meskipun Amerika Serikat (AS) berjarak ribuan mil dari Taiwan, nasib pulau tersebut akan berdampak besar terhadap keamanan dan kesejahteraan AS.
Apa yang terjadi di Selat Taiwan juga akan menimbulkan pertanyaan mendasar mengenai tatanan internasional dan masa depan demokrasi.
Laporan Satuan Tugas Independen yang disponsori Dewan Hubungan Luar Negeri baru-baru ini, 'Hubungan AS-Taiwan di Era Baru: Menanggapi Tiongkok yang Lebih Asertif', menjelaskan bahwa AS memiliki kepentingan strategis penting yang dipertaruhkan di Selat Taiwan dan mengkaji bagaimana AS harus melindungi kepentingan-kepentingan ini.
Melansir Council on Foreign Relations, Taiwan mempunyai posisi penting di kawasan yang paling berpengaruh secara ekonomi di dunia.
Menurut Asisten Menteri Pertahanan AS Ely Ratner, Taiwan terletak di titik kritis dalam rangkaian pulau pertama, menjadi landasan bagi jaringan sekutu dan mitra AS yang terbentang dari kepulauan Jepang hingga Filipina dan hingga Laut Cina Selatan yaitu penting bagi keamanan kawasan dan penting bagi pertahanan kepentingan vital AS di Indo-Pasifik.
Nasib Taiwan juga mempunyai implikasi terhadap prinsip-prinsip paling mendasar dalam tatanan internasional.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, jika Tiongkok berhasil menyerap Taiwan meskipun ada perlawanan dari Taiwan, hal ini akan membentuk pola negara-negara otoriter yang menggunakan kekuatan untuk menyerang negara-negara tetangga yang demokratis dan mengubah perbatasan.
Salah satu pilar paling mendasar dalam hubungan internasional bahwa negara-negara tidak dapat menggunakan kekerasan untuk mengubah perbatasan akan sangat terkikis.
Secara politis, Taiwan adalah salah satu dari sedikit kisah sukses demokrasi di Asia dan dalam beberapa hal merupakan masyarakat paling bebas di kawasan ini.
Sistem politiknya yang terbuka menunjukkan kepada warga Tiongkok bahwa terdapat jalur pembangunan alternatif bagi masyarakat yang mayoritas beretnis Tionghoa. Jika Tiongkok mengambil alih Taiwan dengan paksa, demokrasi Taiwan akan musnah, dan hak-hak dua puluh tiga juta penduduknya akan sangat dibatasi. Karena hal ini terjadi setelah tindakan keras Tiongkok terhadap demokrasi di Hong Kong, dampaknya akan lebih besar.
Pertaruhannya jelas, itulah sebabnya Amerika Serikat perlu melipatgandakan upayanya untuk mencegah Tiongkok menggunakan kekuatan atau paksaan untuk mencapai penyatuan dengan Taiwan.
(Susi Susanti)