IRAK – Seorang komandan senior milisi yang didukung Iran tewas dalam serangan drone atau pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak.
Seorang pemimpin Kataib Hizbullah dan dua pengawalnya berada di dalam kendaraan ketika menjadi sasaran di timur ibu kota Irak. Ketiganya tewas seketika.
Pentagon mengatakan komandan tersebut bertanggung jawab mengarahkan serangan terhadap pasukan Amerika di wilayah tersebut.
AS telah menghubungkan milisi tersebut dengan serangan pesawat tak berawak di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS bulan lalu.
Setelah serangan itu, Kataib Hezbollah mengatakan pihaknya menghentikan serangan terhadap pasukan Amerika untuk mencegah “permaluan” bagi pemerintah Irak.
Serangan drone pada Rabu (7/2/2024) malam terjadi di lingkungan Mashtal di Bagdad yang memicu beberapa ledakan keras.
Itu adalah serangan yang tepat terhadap kendaraan yang bergerak di jalan yang sibuk dan mobil itu berubah menjadi bangkai kapal yang membara.
Salah satu korban telah diidentifikasi sebagai Abu Baqir al-Saadi, seorang komandan senior Kataib Hizbullah.
Komando Pusat AS (Centcom) mengatakan serangan itu dilakukan pada pukul 21:30 waktu setempat (18:30 GMT), dan telah membunuh komandan yang bertanggung jawab langsung merencanakan dan berpartisipasi dalam serangan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut.
“Tidak ada indikasi kerusakan tambahan atau korban sipil saat ini,” kata pernyataan Centcom.
Ketika tim BBC tiba di lokasi kejadian, kerumunan pengunjuk rasa berkumpul sambil meneriakkan: "Amerika adalah setan terbesar."
Ada banyak polisi yang hadir, diikuti oleh tim Swat dari kementerian dalam negeri Irak.
Tim BBC mencoba mendekati kendaraan yang terbakar tersebut, namun dihalau oleh para penonton yang bersikeras bahwa jurnalis tidak diterima.
“Anda orang asing dan orang asinglah yang harus disalahkan atas hal ini,” teriak seorang pria.
(Susi Susanti)