NEW YORK - Amerika Serikat (AS) telah mengusulkan rancangan alternatif resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menyerukan gencatan senjata sementara dalam perang Israel-Hamas dan menentang serangan darat besar-besaran Israel di Rafah di Gaza selatan.
Hal ini terungkap menurut teks yang dilihat oleh Reuters pada Senin (19/2/2024).
Washington selama ini menolak kata gencatan senjata dalam setiap tindakan PBB terkait perang Israel-Hamas. Namun rancangan undang-undang AS tersebut mencerminkan bahasa yang Presiden Joe Biden katakan ia gunakan pekan lalu dalam percakapannya dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Rancangan teks AS menetapkan bahwa dalam kondisi saat ini serangan darat besar-besaran ke Rafah akan mengakibatkan kerugian lebih lanjut terhadap warga sipil dan pengungsian lebih lanjut termasuk kemungkinan ke negara-negara tetangga.
Israel berencana menyerbu Rafah, tempat lebih dari 1 juta dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza mencari perlindungan, sehingga memicu kekhawatiran internasional bahwa tindakan tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Rancangan resolusi AS mengatakan tindakan seperti itu akan mempunyai implikasi serius bagi perdamaian dan keamanan regional, dan oleh karena itu menggarisbawahi bahwa serangan darat besar-besaran seperti itu tidak boleh dilakukan dalam kondisi saat ini.
Belum jelas kapan atau apakah rancangan resolusi tersebut akan diajukan melalui pemungutan suara di dewan beranggotakan 15 orang. Sebuah resolusi memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari AS, Prancis, Inggris, Rusia atau Tiongkok untuk dapat diadopsi.
AS mengajukan rancangan resolusi tersebut setelah Aljazair pada Sabtu (17/2/2024) meminta dewan tersebut melakukan pemungutan suara pada Selasa (20/2/2024) mengenai rancangan resolusinya, yang akan menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dalam perang Israel-Hamas. Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dengan cepat memberi isyarat bahwa rancangan undang-undang tersebut akan diveto.
Aljazair mengajukan rancangan resolusi awal lebih dari dua minggu lalu. Namun Thomas-Greenfield mengatakan teks tersebut dapat membahayakan “negosiasi sensitif” mengenai sandera. AS, Mesir, Israel, dan Qatar berupaya merundingkan penghentian perang dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Washington secara tradisional melindungi sekutunya, Israel, dari tindakan PBB dan telah dua kali memveto resolusi DK PBB sejak 7 Oktober. Namun AS juga abstain sebanyak dua kali, sehingga memungkinkan DK PBB untuk mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan bantuan ke Gaza dan menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan berkepanjangan dalam pertempuran. .
(Susi Susanti)