KYIV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Ukraina dan mitra internasionalnya harus terus berjuang untuk memulihkan kendali Ukraina atas Krimea. Hal ini diungkapkan Zelenskiy pada Senin (26/2/2024) ketika Kyiv menandai satu dekade pendudukan Rusia di semenanjung Laut Hitam.
Seperti diketahui, pasukan Moskow menguasai Krimea pada 2014 melalui invasi rahasia, dan kemudian menggunakannya untuk membantu melancarkan serangan skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
“Perang kejam yang kini dilancarkan terhadap Ukraina dipicu oleh tindakan balas dendam Rusia ketika dunia merasa bahwa dunia bisa menutup mata terhadap kejahatan semacam itu,” kata Zelenskiy dalam pidato video, dikutip Reuters.
Zelenskiy, dalam pidatonya, mendesak mitra Ukraina untuk berjuang demi pembaruan penuh hukum internasional.
“Kami bisa mengakhiri perang ini dengan syarat Ukraina. Kami bisa mengembalikan tanah dan rakyat kami dari pendudukan,” katanya. “Kita bisa membawa Rusia ke pengadilan atas perbuatannya. Namun agar hal ini terjadi, kita harus berjuang,” lanjutnya.
Ukraina pada Senin (26/2/2024) memperingati 10 tahun unjuk rasa di ibu kota Krimea, Simferopol, menentang gerakan yang didukung Rusia yang membuka jalan bagi aneksasi, yang dikutuk oleh masyarakat internasional sebagai tindakan ilegal.
Rusia menandai aneksasi tersebut pada tanggal 18 Maret, hari dimana Presiden Vladimir Putin meresmikannya melalui sebuah perjanjian di Moskow.
Kyiv mengatakan pihaknya akan terus berjuang sampai negara tersebut memulihkan perbatasannya pada 1991, termasuk Krimea, dan memimpin upaya diplomatik untuk merancang rencana perdamaian dengan membayangkan penarikan penuh pasukan Rusia.
Moskow mengatakan gagasan perundingan damai tanpa partisipasi Rusia adalah tidak masuk akal dan penyelesaian perang apa pun harus mengakui realitas baru di lapangan.
Militer Ukraina sedang berjuang untuk menahan serangan Rusia di sepanjang garis depan yang luas saat invasi Rusia memasuki tahun ketiga.
(Susi Susanti)