NEW YORK – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Israel bersedia menghentikan perangnya terhadap Hamas di Gaza selama bulan puasa Ramadhan mendatang jika kesepakatan tercapai untuk membebaskan beberapa sandera yang disandera oleh Hamas.
Para perunding dari AS, Mesir dan Qatar sedang menyusun kerangka kesepakatan yang mana Hamas akan membebaskan puluhan sandera yang mereka sandera, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dan penghentian pertempuran selama enam minggu. Selama jeda sementara, negosiasi akan dilanjutkan mengenai pembebasan sandera yang tersisa.
Komentar Biden dalam sebuah wawancara yang direkam pada Senin (26/2/2024) untuk acara NBC “Late Night With Seth Meyers” adalah yang paling rinci mengenai kemungkinan penghentian pertempuran selama bulan suci Ramadhan, saat peningkatan ketaatan beragama dan puasa fajar hingga senja.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sebelumnya bahwa tentara telah menyampaikan kepada Kabinet Perang rencana operasionalnya untuk melakukan serangan darat ke Rafah, kota paling selatan Gaza di sepanjang perbatasan dengan Mesir, tempat 1,4 juta warga Palestina mencari keselamatan.
Situasi di Rafah, di mana tenda-tenda yang padat bermunculan untuk menampung para pengungsi, telah memicu kekhawatiran global dan sekutu Israel telah memperingatkan bahwa mereka harus melindungi warga sipil dalam pertempuran melawan Hamas.
Seperti diketahui, perang dimulai setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 lainnya.
Perang tersebut telah menimbulkan bencana kemanusiaan di Gaza dan telah menewaskan hampir 30.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan, yang tidak membedakan antara pejuang dan non-pejuang. Israel mengatakan mereka telah membunuh 10.000 anggota Hamas, tanpa memberikan bukti.
(Susi Susanti)