"Kami berupaya untuk memastikan operasional perusahaan dilakukan secara efisien misalnya dengan terus menekan lepasan karbon dan mengurangi emisi gas rumah kaca, diantaranya melalui pemanfaatan energi yang terbarukan melalui PLTS Atap, menggunakan air secara efisien, hingga pengelolaan sampah. Hal tersebut dilakukan tentunya untuk menjaga kualitas AQUA agar terjaga kemurniannya, tetap sehat, dan bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan," ujar Krisvan.
BACA JUGA:
AQUA memastikan kualitas dan kemurnian setiap produknya melalui proses pengecekan lebih dari 400 parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi. Setiap sumber air AQUA juga telah melalui 9 kriteria pemilihan, 5 tahapan, serta minimal 1 tahun penelitian. Sebagai implementasi dari komitmen AQUA terhadap operasional perusahaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, operasional pabrik AQUA berfokus pada lima area, yaitu #BijakBerplastik (pengelolaan sampah), efisiensi air, efisiensi energi, serta memberikan dampak positif bagi karyawan dan masyarakat sekitar.
Selain itu, sejak 2021, Pabrik AQUA Mekarsari juga telah menggunakan PLTS Atap sebagai sumber listrik dari energi terbarukan. Dengan kapasitas sistem sebesar 2112 kWp dapat menghasilkan listrik sebesar 2,3 GWh per tahun dan dapat mengurangi emisi gas CO2 sebesar 1.916 ton per tahun. PLTS Atap di Pabrik AQUA Mekarsari, saat ini juga menjadi salah satu PLTS Atap terbesar di Jawa Barat yang diinisiasi oleh industri.
Pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional juga menjadi perhatian AQUA, terkait hal ini, Ratih Anggraeni, Head of Climate and Stewardship Danone Indonesia, menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan konservasi air di seluruh wilayah operasional AQUA dengan pendekatan sumber daya air terpadu dari hulu ke hilir berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS), sehingga kelestarian air dan ekosistem di sekitarnya tetap terjaga. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk dapat mencapai target positive water impact atau dapat mengembalikan air lebih banyak ke lingkungan dan masyarakat, dibandingkan dengan jumlah yang dimanfaatkan oleh perusahaan.
"Kami tentunya juga mendorong terbentuknya kolaborasi multipihak. Salah satunya melalui pengembangan Forum Daerah Aliran Sungai (DAS), yang akan berperan untuk menjembatani pemangku kepentingan dari hulu ke hilir melalui inisiatif Pembayaran Jasa Lingkungan," ujarnya.