GAZA - Sebagai bagian dari genosida terhadap Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, militer Israel telah menggunakan drone kecil atau quadcopter untuk menembak langsung ke arah warga Palestina, membunuh dan melukai banyak dari mereka.
Militer Israel meningkatkan penggunaan quadcopters, perangkat yang dikontrol secara elektronik yang sebelumnya dilarang untuk tujuan intelijen untuk membunuh dan melukai warga Palestina.
Militer Israel telah meningkatkan jumlah eksekusi terencana, eksekusi di luar hukum, dan eksekusi yudisial terhadap warga sipil Palestina dengan secara langsung menargetkan daerah pemukiman dengan penembak jitu dan drone selain tembakan udara dan artileri di berbagai wilayah di Jalur Gaza.
Mengutip sumber lain, beberapa warga Palestina yang terluka dalam pengiriman bantuan ke Gaza mengatakan mereka ditembak oleh pasukan Israel ketika mereka bergegas mendapatkan makanan untuk keluarga mereka dan menggambarkan pemandangan yang mengerikan dan kacau.
Namun, salah satu pejabat Israel juga mengatakan tentara melepaskan tembakan peringatan ke udara dan kemudian menembaki mereka yang tidak menjauh dan dianggap sebagai ancaman.
Ketika ditanya berapa banyak orang yang tertembak, jawabannya adalah "tembakan terbatas". Kasus ini menyoroti runtuhnya distribusi bantuan terorganisir di Gaza, yang diduduki oleh pasukan Israel, karena tidak adanya pemerintah dan badan utama PBB, UNRWA, yang dirusak oleh penyelidikan atas dugaan hubungan dengan Hamas.
Empat saksi yang berbicara dari Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza mengatakan, mereka ditembaki oleh tentara Israel, beberapa di antaranya menggambarkan tank dan drone bersenjata terlibat dalam serangan itu.
Salah satu saksi yaitu Mahmoud Ahmad mengatakan, dia mulai menunggu konvoi tersebut dan mengatakan bahwa kelaparan memaksanya mengambil risiko melalui jalur pasokan, dengan harapan mendapatkan tepung untuk anak-anaknya.
Ketika truk bantuan tiba di Gaza Utara, dia pergi menemui truk bantuan, namun sebuah tank dan drone quadcopter mulai menembaknya.
Saat bantuan datang, tank dan drone quadcopter mulai menembaki orang-orang yang berkumpul pergi untuk mencari makanan untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka.
Melansir Relief Web, militer Israel menggunakan drone pembunuh kecil kategori Matrice 600 dan LANIUS yang dilengkapi dengan senapan mesin dan rudal, yang sangat mobile dan serbaguna, menjadikannya ideal untuk operasi jangka pendek.
Sistem mereka dapat secara otomatis mencari bangunan dan menghasilkan peta untuk mengidentifikasi target potensial; membawa beban yang mematikan atau tidak mematikan; dan melakukan berbagai misi untuk militer dan pasukan khusus.
Drone ini telah membunuh puluhan warga sipil dengan tembakan acak dari senapan mesin otomatis yang dipasang di bawah pesawat secara acak atau dengan menembak langsung ke arah orang.
(Susi Susanti)