WASHINGTON - Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller mengatakan Washington akan terus meminta pertanggungjawaban kelompok Houthi atas serangan mereka. AS juga meminta pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan hal yang sama.
“Houthi terus melancarkan serangan sembrono ini tanpa mempedulikan kesejahteraan warga sipil tak berdosa yang transit melalui Laut Merah dan sayangnya kini mereka telah membunuh warga sipil tak berdosa secara tragis,” terangnya, dikutip BBC.
Kemarahan yang sama dilontarkan Inggris. "Kami mengutuk serangan Houthi yang ceroboh dan tidak pandang bulu terhadap pelayaran global dan menuntut agar mereka berhenti,” terang Menteri Luar Negeri Inggris Lord Cameron.
“Kami akan terus membela kebebasan navigasi dan mendukung perkataan kami dengan tindakan,” tulisnya di media sosial.
Seperti diketahui, tiga awak kapal tewas dalam serangan rudal Houthi terhadap sebuah kapal kargo di lepas pantai Yaman selatan.
Ini merupakan kematian pertama yang disebabkan oleh serangan kelompok tersebut terhadap kapal dagang.
Kapal True Confidence yang berbendera Barbados telah ditinggalkan dan hanyut dilalap api setelah penyerangan.
Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan serangan tersebut terjadi di Teluk Aden sekitar pukul 11:30 GMT.
Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka adalah untuk mendukung Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza.
Komando Pusat AS (Centcom), yang mengawasi operasi di Timur Tengah, mengatakan tiga anggota awak tewas dan sedikitnya empat orang terluka, termasuk tiga orang kritis.
Adapun Kapal True Confidence dimiliki oleh True Confidence Shipping SA, yang terdaftar di alamat di Liberia, dan dioperasikan oleh Third January Maritime Ltd di Yunani..
Namun sebelumnya perusahaan tersebut dimiliki oleh Oaktree Capital Management yang berbasis di AS. Oaktree menolak berkomentar kepada AP.
Menurut data pelacakan, kapal curah tersebut telah berlayar ke Jeddah di Arab Saudi dari Lianyungang di Tiongkok, dan membawa muatan produk baja dan truk.
Setelah hampir empat bulan serangan drone dan rudal yang dilakukan oleh Houthi terhadap kapal-kapal yang melewati Teluk Aden dan Laut Merah, sebuah serangan fatal, seperti dinyatakan oleh Kedutaan Besar Inggris, mungkin tidak bisa dihindari.
Gugus tugas angkatan laut yang dipimpin AS di wilayah tersebut telah menembak jatuh sebanyak mungkin rudal dan drone tersebut, namun jumlahnya terlalu banyak sehingga tidak dapat dihancurkan satu per satu.
Kelompok Houthi tampaknya memiliki persediaan senjata yang tidak ada habisnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kampanye serangan udara pimpinan AS yang menargetkan lokasi peluncuran Houthi, gudang amunisi, dan pos Komando dan Kontrol.
Kini setelah serangan Houthi berubah menjadi mematikan, ada seruan untuk meningkatkan pembalasan terhadap mereka, memperluas jangkauan sasaran di Yaman. Namun hal ini pada gilirannya berisiko meningkatkan ketegangan di wilayah yang sudah tegang akibat situasi kemanusiaan di Gaza.
(Susi Susanti)