JAKARTA - Indonesia ditargetkan menjadi tuan rumah konferensi perdamaian internasional tahun 2026. Internasional Business Association (IBA) dan Yayasan Pendidikan Budha Dharma Kepri (YPBDK) akan memperjuangkan target tersebut dengan menghadiri konferensi perdamaian internasional di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis, pada 21-23 Oktober 2024.
Ketua Umum Business Association (IBA), Shan Shan menyatakan, IBA dan YPBDK telah aktif berkolaborasi dengan kebijakan pemerintah Indonesia dalam berbagai bidang.
Menurut dia, IBA juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan budaya, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, industri, dan perdagangan, serta mempromosikan usaha di dalam dan luar negeri. Selain itu, juga terlibat dalam inisiatif internasional, memfasilitasi pengenalan sumber daya untuk pembangunan sosial Indonesia.
BACA JUGA:
"Kami juga membina hubungan baik dengan organisasi internasional penting, seperti Masyarakat Ekonomi Syariah di Indonesia” ujar Shan Shan melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Terkini, ungkap dia, YPBDK, menerima undangan dari Presiden The World Fellowship of Buddhist (WFB) untuk berpartisipasi dalam kegiatan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Mereka akan menghadiri konferensi perdamaian internasional di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis, pada 21-23 Oktober 2024.
Shan Shan menyatakan, pihaknya akan membahas kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah konferensi perdamaian internasional tahun 2026 dan keikutsertaan dalam Konferensi Perdamaian Internasional secara detail dalam kunjungan Presiden WFB di Batam, Kepulauan Riau, pada 12 Maret 2024.
"Batam dipertimbangkan sebagai lokasi konferensi pada tahun 2026 karena strategis dan dekat dengan Singapura. Keputusan akhir akan diumumkan setelah pertemuan tersebut," ungkap dia.
Beri Penghargaan ke Personel Polri, UNMISS Sebut Indonesia Serius Jaga Perdamaian Dunia
Shan Shan menambahkan, pihaknya akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengenalkan rencana pembangunan pusat konvensi dan pameran 38 provinsi di Galang Batang, 30 kilometer dari Pulau Bintan. Sebelas kabupaten dan kota telah menandatangani perjanjian kerja sama, dan lebih dari 50 kabupaten dan kota telah menyatakan kesediaan untuk bergabung dalam proyek tersebut.
Menurutnya, biaya pembangunan pusat konvensi dan pameran 38 provinsi akan didukung oleh promosi taman kehidupan ramah lingkungan senilai 3 miliar Dolar Singapura. Pusat konvensi dan pameran ini akan memiliki luas sekitar 8 hektar, dengan setiap dua provinsi bersama-sama membangun ruang pameran seluas 0,5 hektare.