KUPANG - Hilal tak dapat dapat dilihat dari Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat cuaca buruk yang tak henti-hentinya menyelimuti wilayah provinsi tersebut sepanjang hari ini.
Kepala Kanwil Kemenag NTT Reginaldus S. S. Serang mengatakan, ini berdasarkan penjelasan BMKG dan petunjuk PN Kupang dengan pertimbangan kondisi cuaca yang tidak kondusif.
Buruknya keadaan cuaca di wilayah NTT menyebabkan hilal tidak bisa terlihat, baik secara langsung maupun dengan bantuan alat yang dimiliki.
BACA JUGA:
"Bahwa dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, hilal tak terlihat (hingga pukul 18.00 WITA)," ucap Reginaldus, Minggu (10/3/2024).
Adapun rukyatul hilal ini dari NTT dilaksanakan di tiga titik, yakni Kota Kupang, Sumba Timur dan Alor, pada Minggu (10/3/2024). Tiga titik ini tidak nampak hilal akibat terselimut cuaca buruk.
Reginaldus menyampaikan, hal ini akan disampaikan lebih lanjut ke Kemenag RI oleh Bidang Haji dan Bimas Islam Kanwil Kemenag NTT dalam sidang isbath untuk menentukan awal Ramadhan 1445 Hijriah.
Hasil Pemantauan Hilal di Masjid Raya Hasyim Asyari Tidak Terlihat
Sementara itu, Kepala BMKG NTT Margiono mengatakan, pihaknya memperhatikan bahwa titik koordinat berada di -10,15 derajat LS dan 123,61 derajat BT, dengan elevasi 49.
Apapun waktu terbenam matahari pada 10/3/2024 adalah pukul 18:04:50 WITA. Sementara iti, azimuth matahari berada di 265.959 derajat dan azimuth bulan di 264.450 derajat.
"Ketinggian hilal 0,369⁰, elongasi 1,55⁰ dengan umur bulan 1 jam 1 menit 32 detik," ucap Margiono.
Pejabat dari Pengadilan Agama Kupang Mohammad Rivai mengatakan, Sidang isbath bisa dibuka jika hilal terlihat. Pihaknya bisa membuka persidangan tetapi bersifat pasif.
Syarat lainnya, kata dia, adalah posisi hilal minimal 3 derajat. Karena itu, sidang isbath kadangkala tidak dilakukan di daerah setempat jika hilal tidak terlihat.