Hal itu, kata Bambang, juga selaras dengan keterlibatan atau pengerahan aparatur yang juga luar biasa. Sehingga menurutnya perolehan angka yang didapatkan Prabowo-Gibran menjadi mendulang.
“Berdasarkan riset ini dapat ditentukan bahwa intervensi bansos, penggunaan aparat negara itu mempengaruhi peningkatan suara (Prabowo-Gibran),” sambungnya.
Bambang lantas memberikan contoh bagaimana skema penyaluran bansos dan intevensi bisa mempengaruhi suara. Ia pun memberikan tiga contoh survei yang dilakukan dari tiga kali Pemilu ke belakang yang diikuti Prabowo.
Bambang menyinggung perokehqn suara Prabowo di Kepualauan Talaud, Sulawesi Utara yang pada tahun 2014 mendapatkan angka 21,91 persen. Pada 2019 angka Prabowo justru jeblok di bawah 10 persen, namun pada 2024 angka itu menaik signifikan hingga 75,93 persen.
“Artinya terjadi penaikan 66,38 persen,” ungkap dia.