GAZA – Militer Israel telah memutuskan untuk menarik lebih banyak pasukan darat dari Jalur Gaza bagian selatan seiring dengan dimulainya babak baru perundingan gencatan senjata.
Menurut juru bicara pasukan pada Minggu (7/4/2024), langkah tersebut hanya menyisakan satu brigade.
Dikutip Reuters, mereka tidak memberikan rincian mengenai alasan penarikan tentara atau jumlah tentara yang terlibat.
Sejak awal tahun ini, Israel telah mengurangi jumlah pasukan di Gaza untuk mengurangi jumlah pasukan cadangan.
Sekutunya Washington telah menambahkan tekanan untuk memperbaiki situasi kemanusiaan, terutama setelah pembunuhan beberapa pekerja bantuan pada minggu lalu.
Sementara itu, Mesir sedang bersiap menjadi tuan rumah putaran baru perundingan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Baik Israel maupun Hamas mengatakan mereka akan hadir.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan Israel tidak akan menyetujui gencatan senjata sampai sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza dibebaskan.
Hamas mengatakan perjanjian tersebut harus menjamin gencatan senjata yang lengkap dan komprehensif, penarikan penuh pasukan dari wilayah yang diduduki setelah 7 Oktober, dan kebebasan pergerakan penduduk di seluruh Jalur Gaza.
Serangan Israel terfokus dalam beberapa bulan terakhir di selatan Jalur Gaza.
Menurut penghitungan Israel, lebih dari 250 sandera ditangkap dan sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas.
Salah satu lokasi tragedi itu terjadi di Reim, Israel, pada sebuah festival musik yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Lebih dari 33.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel, menurut kementerian kesehatan di Gaza.
Rafah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang berlindung di wilayah dekat perbatasan dengan Mesir.
(Susi Susanti)