Asap hitam tebal terlihat membubung di Gaza utara dari seberang perbatasan selatan Israel. Penembakan terjadi secara intens di timur Beit Hanoun dan Jabalia dan berlanjut hingga hari ini di daerah seperti Zeitoun, salah satu pinggiran kota tertua di Kota Gaza, dengan penduduk melaporkan setidaknya sepuluh serangan dalam hitungan detik di sepanjang jalan utama.
“Itu adalah salah satu malam horor yang kami alami pada awal perang. Pengeboman dari tank dan pesawat tidak berhenti,” kata Um Mohammad, 53, ibu enam anak yang tinggal 700 meter dari Zeitoun.
“Saya harus berkumpul dengan anak-anak dan saudara perempuan saya yang datang untuk berlindung bersama saya di satu tempat dan berdoa untuk kehidupan kami ketika rumah terus berguncang,” katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Tepat di sebelah barat Beit Hanoun di Beit Lahiya, serangan udara menghantam sebuah masjid, menewaskan seorang anak laki-laki dan melukai beberapa lainnya. Sedangkan seorang petugas medis tewas dalam penembakan di dekat stadion kota, kata petugas medis.
Serangan terpisah di Beit Lahiya menghantam kerumunan orang yang berkumpul di jalan pantai untuk mengumpulkan bantuan yang dijatuhkan dari udara. Reuters tidak dapat segera mengkonfirmasi target tersebut, atau apakah ada korban jiwa di sana.
Di tempat lain di daerah kantong tersebut, penembakan menghantam bagian timur kota utama di selatan, Khan Yunis, sehari setelah tank menyerbu daerah tersebut, dan di distrik tengah, empat mayat ditemukan dari sebuah rumah yang dihantam semalaman di kamp pengungsi Nuseirat.
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 34.180 orang dipastikan tewas dalam tujuh bulan aksi pengeboman Israel, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, dan ribuan jenazah lainnya belum ditemukan.
(Susi Susanti)