KAIRO - Israel meningkatkan serangan udara di Rafah semalam setelah mengatakan akan mengevakuasi warga sipil dari kota Gaza selatan dan melancarkan serangan habis-habisan meskipun sekutu memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan korban massal.
Petugas medis di daerah kantong Palestina yang terkepung melaporkan lima serangan udara Israel di Rafah pada Kamis (25/4/2024) pagi yang menghantam sedikitnya tiga rumah, menewaskan sedikitnya enam orang termasuk seorang jurnalis lokal.
“Kami takut dengan apa yang akan terjadi di Rafah. Tingkat kewaspadaan sangat tinggi,” terang Ibrahim Khraishi, duta besar Palestina untuk PBB kepada Reuters pada Kamis (25/4/2024).
“Beberapa orang pergi, mereka takut dengan keluarga mereka, tapi ke mana mereka bisa pergi? Mereka tidak diizinkan pergi ke utara sehingga dikurung di wilayah yang sangat kecil,” lanjutnya.
Jalur Gaza memiliki panjang sekitar 40 km (25 mil) dan lebar antara sekitar 5 km (3 mil) dan 12 km (7,5 mil) dan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia.
Pada bulan ketujuh perang udara dan darat yang menghancurkan, pasukan Israel juga kembali membombardir wilayah utara dan tengah wilayah kantong tersebut, serta timur Khan Younis di selatan. Tujuan Israel adalah untuk menghancurkan Hamas, meskipun tidak jelas bagaimana mereka akan melakukannya.
Sebuah tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengunjungi lokasi persiapan dan dermaga untuk operasi bantuan maritim terpaksa berlindung di bunker pada Rabu (24/4/2024) setelah daerah tersebut diserang.
Mereka berada di sana selama beberapa waktu, tetapi tidak ada yang terluka.