Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pilu Guru Honorer di Pulau Terluar, Perahunya Pernah Terbalik

Ramli Nurawang , Jurnalis-Sabtu, 27 April 2024 |07:02 WIB
Kisah Pilu Guru Honorer di Pulau Terluar, Perahunya Pernah Terbalik
Guru honorer di pulau terluar (Foto: Ramli Nurawang)
A
A
A

SELONG - Pukul 07.15 Wita pagi, Erni Srianti (37) sudah berada di Dermaga Telong - Elong Kecamatan Jerowaru untuk berangkat mengajar ke SDN 1 Satu Atap Pulau Maringkik Kecamatan Keruak, Jumat 26 April 2024.

Di dermaga, sudah ada perahu penyeberangan khusus mengantar para guru. Hanya butuh waktu 15 sampai 20 menit, Erni dan rekan - rekannya sudah sampai di Dermaga Apung Pulau Maringkik dan berjalan kaki menuju Sekolah, tempatnya mengajar.

Aktivitas ini sudah 16 tahun Ia jalani sejak diangkat sebagai guru honorer tahun 2008 lalu. Tak hanya dirinya, di SD tempatnya mengajar ada dua guru masih berstatus honorer dan 4 di SMP.

Erni berangkat mengajar dari rumahnya di Desa Montong Belai Kecamatan Keruak. Setiap pagi mereka pergi ke sekolah menyusuri laut. Selalu istiqomah, meski kerap menghadapi cuaca ekstrem di tengah jalan.

"Ya setiap hari seperti ini, udah 16 tahun lima bulan sejak saya mulai ngajar tahun 2008", tutur Erni.

Lika - liku perjuangan Erni sebagai guru honorer mengajar di pulau terluar penuh tantangan. Awal mengajar hanya dibayar Rp100 ribu per tiga bulan, baru honornya meningkat setelah mendapat SK Bupati tahun 2019.

"Pernah perahu kita terbalik. Kejadiannya waktu itu tahun 2013 dan 2014 karna cuaca buruk. Beruntung kita masih selamat," kisahnya.

Erni merupakan perempuan tangguh. Ia single parent, perempuan kepala keluarga. Erni sudah berpisah dengan suaminya sejak tahun 2016. Ia pun berjuang keras menghidupi kedua putrinya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, dia harus banting tulang. Dari jualan kue di sekolah hingga kerja serabutan. "Kalau dari gaji kan jauh dari cukup, tapi ya tetap kita syukuri," ujarnya.

"Untuk kebutuhan dapur dan anak sekolah, sempat saya jualan kue di sekolah tapi berhenti dan sekarang kerja serabutan nyetrika pakaian, itu pun ada tetangga yang butuh bantuan," sambung Erni.

Ia berharap para guru terutama guru honorer seperti dirinya mendapat perhatian dari pemerintah terutama dari aspek kesejahteraan. Ia mengaku pernah mencoba keberuntungan mengikuti beberapa kali tes PPPK, tapi tidak lulus - lulus.

Kini, Erni masih menunggu perpanjangan SK Bupati karena SK 2023 sudah berakhir dan sejatinya tetap diperpanjang setiap tahun. "Ya moga bisa cepat keluarlah pak", harapnya.

"Dan moga ke depan, guru honorer di pulau terluar seperti saya ini kesejahteraan bisa diperhatikan," imbuh Erni.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement