Pendapat Para Pakar Politik
Hasil survei yang kebanyakan lebih condong kepada Trump tidak sama dengan pendapat para analis politik dan pakar. Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa Bidenlah yang akan tetap menjabat sebagai presiden untuk kedua kalinya. Seorang analis politik seperti Juan Williams memandang Biden sebagai sosok moderat yang belum mengubah negara yang terpolarisasi secara politik. “Dengan naiknya pasar saham, turunnya angka pengangguran, naiknya upah, melambatnya inflasi, dan Amerika Serikat yang berdiri tegap melawan Rusia dan Tiongkok, Biden punya rekor dalam meyakinkan para pemilih yang belum memilih,” kata Williams.
Ahli strategi Partai Demokrat, Simon Rosenberg, juga mengatakan bahwa kekuatan rekam jejak presiden hanya dapat diimbangi oleh kekuatan partainya. Rosenberg juga menambahkan bahwa angka survei yang diperoleh terus menerus mengabaikan beban sejarah Trump dan kegagalan pemilu MAGA yang berulang kali. Terlebih lagi, saat ini Trump sedang terlibat dalam masalah hukum dan keuangan dimana Trump terlibat dalam skema uang tutup mulut ilegal dengan Stormy Daniels. Terpaksa, Trump harus menjalani persidangan di New York yang berdampak pada waktunya untuk berkampanye.
Setelah dilakukan banyak survei oleh berbagai macam badan survei ditambah dengan prediksi dari para analis politik dan pakar, terkait hasil dari pemilihan presiden AS tahun 2024 ini masih berupa tebakan, apalagi dalam hal pemungutan suara. Tidak banyak yang dapat disimpulkan untuk sekarang.
"Survei yang telah dilakukan oleh badan survei memang merupakan cara yang efektif untuk mengukur opini publik, namun bukan berarti bahwa survei yang dilakukan saat ini akan secara akurat menentukan siapa yang akan memenangkan pemilihan presiden,” kata Philip Bump.
"Selain itu juga survei publik yang telah dilaksanakan atau akan dilakukan dimasa mendatang setiap sebelum pemilu hampir pasti hanya akan menunjukkan siapa yang lebih berpeluang menang,” lanjutnya.
(Susi Susanti)