Dia berulang kali mengoleskan cairan itu ke pipinya selama tujuh menit. Rakus kemudian mengoleskan daun kunyah tersebut ke lukanya hingga tertutup seluruhnya. Dia terus memakan tanaman itu selama lebih dari 30 menit.
Pasta dan daun itu tampaknya berhasil mengobat luka itu. Para peneliti tidak melihat tanda-tanda infeksi dan lukanya menutup dalam waktu lima hari.
Setelah sebulan, Rakus sembuh total. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa Rakus mengetahui bahwa ia menggunakan obat karena orangutan sangat jarang memakan tanaman ini dan karena lamanya pengobatan.
“Dia berulang kali mengoleskan pasta tersebut, dan kemudian dia juga mengoleskan lebih banyak bahan tanaman padat. Keseluruhan prosesnya memakan waktu yang cukup lama. Itulah mengapa kami berpikir dia sengaja mengaplikasikannya,” jelas Dr Laumer.
Para peneliti juga melihat Rakus beristirahat lebih lama dari biasanya, lebih dari setengah hari, menunjukkan bahwa dia sedang berusaha memulihkan diri setelah cedera.
Para ilmuwan telah menyadari bahwa kera besar menggunakan obat-obatan untuk mencoba menyembuhkan dirinya sendiri.
Pada tahun 1960-an, ahli biologi Jane Goodall melihat daun utuh di kotoran simpanse, dan yang lain mendokumentasikan melihat kera besar menelan daun yang berkhasiat obat.