RAFAH – Raja Yordania Raja Abdullah II telah memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa serangan Israel terhadap Rafah mengancam akan mengarah pada pembantaian baru.
Presiden AS Joe Biden bertemu Raja Abdullah II di Gedung Putih pada Senin (6/5/2024) ketika tersiar kabar tentang potensi kesepakatan gencatan senjata.
Catatan dari pihak Yordania mengatakan bahwa raja memperingatkan bahwa serangan darat di Rafah dapat menyebabkan konflik meluas, dan menekankan perlunya melindungi warga sipil di Gaza.
Pernyataan Yordania mengatakan Abdullah memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap Rafah, tempat 1,4 juta warga Palestina menjadi pengungsi internal akibat perang di Gaza, mengancam akan menyebabkan pembantaian baru.
“Yang Mulia menekankan pentingnya semua upaya untuk mengupayakan gencatan senjata segera di Gaza,” menurut rilis berita dari istana kerajaan Yordania.
Kedua pemimpin sangat bergantung pada hasil perundingan gencatan senjata, dan berharap gencatan senjata akan segera terjadi.
Seperti diketahui, militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas di Rafah timur. Tentara Israel mengatakan mereka telah melakukan serangan yang ditargetkan terhadap Hamas di Rafah timur, setelah mendesak warga sipil untuk meninggalkan wilayah tersebut.
Para pemimpin Israel telah menyetujui operasi militer ke kota Rafah di Jalur Gaza, dan pasukan Israel kini menyerang sasaran di daerah tersebut.
Operasi tersebut dimulai setelah Hamas menerima perjanjian gencatan senjata, yang kemudian ditolak oleh Israel karena dianggap jauh dari memenuhi tuntutan Israel.
Dikutip BBC, Kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa usulan tersebut jauh dari tuntutan penting Israel, namun pihaknya tetap akan mengirimkan perunding untuk melanjutkan pembicaraan mengenai perjanjian gencatan senjata.
(Susi Susanti)