Turki awalnya membungkam kritiknya terhadap pemerintahan PM Israel Benjamin Netanyahu, dan juga mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil.
Namun, sikap pemerintah berubah seiring berjalannya waktu seiring dengan meningkatnya penderitaan di Jalur Gaza. Turki pertama kali menarik duta besarnya untuk konsultasi pada bulan November.
Sejak menderita kekalahan besar dalam pemilu lokal di Turki pada bulan Maret, pemerintah Turki semakin mengintensifkan kritiknya terhadap Israel dan mengambil serangkaian langkah melawan pemerintahan Netanyahu.
Turki juga mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka akan bergabung dalam kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional.
Meskipun demikian, sumber-sumber Israel mengatakan kepada Middle East Eye pada Senin (13/5/2024) bahwa Israel telah mulai mengirim kembali diplomatnya ke Turki pada awal Mei, setengah tahun setelah negara itu menarik mereka karena masalah keamanan.
“Karena kepergian Israel karena alasan keamanan, Israel berusaha mengirim kembali diplomatnya secara bertahap,” kata seorang sumber Israel kepada MEE.
Seorang pejabat Turki mengonfirmasi bahwa diplomat Israel telah kembali ke pos mereka.
(Susi Susanti)