SINGAPURA – Situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 mengatakan, berdasarkan datanya, turbulensi pada penerbangan Singapore Airlines SQ321 terjadi di Myanmar sekitar pukul 7:49 pagi UTC (3:49 pagi ET), pada Selasa (21/5/2024).
Hal ini sejalan dengan pernyataan dari maskapai penerbangan yang menyatakan bahwa pesawat tersebut mengalami turbulensi ekstrem yang tiba-tiba di Cekungan Irrawaddy yakni sebuah sungai di Myanmar pada ketinggian 37.000 kaki, sekitar 10 jam setelah keberangkatan.
FlightRadar24 mengatakan dalam postingan blognya bahwa, menurut datanya, pada saat itu, penerbangan mengalami perubahan kecepatan vertikal yang cepat, konsisten dengan peristiwa turbulensi yang tiba-tiba.
Data menunjukkan penerbangan berubah arah sekitar 14 menit kemudian. Maskapai tersebut mengatakan, pilot menyatakan keadaan darurat medis dan mengalihkan pesawat ke Bangkok.
Data FlightRadar24 menunjukkan penerbangan tersebut, yang sedang meluncur di ketinggian 37.000 kaki, tiba-tiba menukik lalu dengan cepat naik beberapa ratus kaki sebelum menukik dan menanjak lagi dan akhirnya kembali ke ketinggian jelajahnya.
Berdasarkan data, keseluruhan gangguan tersebut memakan waktu sekitar 90 detik. Kejadian ini menyebabkan 2 orang meninggal dan hampir 70 orang terluka.
Menurut analisis CNN Weather, penerbangan tersebut kemungkinan mengalami badai petir yang berkembang pesat di Myanmar selatan pada Selasa (21/5/2024) pada saat turbulensi ekstrem dilaporkan,