JAKARTA – Mayor Jenderal Pranoto Reksosamodra adalah seorang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi Pangdam VII/Diponegoro menggantikan Kolonel Soeharto. Pada Masa Menteri/Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal Ahmad Yani menjadi Asisten III bidang Personalia.
Presiden Soekarno lantas menunjuk Pranoto Reksosamodra sebagai pelaksana harian Angkatan Darat, pengganti sementara jenderal Yani yang diculik dan akhirnya tewas oleh Pasukan Tjakrabirawa pimpinan Letkol Untung. Sosok Pranoto disebut sebagai jenderal kesayangan Soekarno.
Jenderal Ahmad Yani termasuk dalam salah satu korban G30S PKI yang tewas pada 30 September 1965. Ahmad Yani tewas di rumahnya saat terjadi penggerebekan oleh Pasukan Tjakrabirawa.
Melansir berbagai sumber, Pranoto merupakan anak kesembilan dari sepuluh bersaudara pasangan R. Soempeno Reksosamodra dan R. Ngt. Wasiah Soempeno Reksosamodra. Setelah menamatkan sekolah dasar HIS Muhammadiyah pada tahun 1937, ia kemudian melanjutkan sekolah menengah di MULO Muhammadiyah, Yogyakarta dan selesai pada tahun 1940.
Pranoto masuk Pendidikan Militer Renseital (PETA) di Magelang dan Kanbu Kyoikutai (PETA) Bogor pada 1943 . PETA lalu menjadi cikal bakal TNI.
Selanjutnya pemuda Pranoto bergabung meniti karier militer mulai dari komandan peleton, komandan kompi, komandan batalion sampai komandan resimen infanteri dengan berbagai pengalaman perang gerilya di wilayah Jawa Tengah.
Diawali dengan menempuh pendidikan di Sekolah Staf Komandan Angkatan Darat (SSKAD) 1957, ia kemudian menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorium (T&T) IV Kodam Diponegoro. Kemudian Pranoto berturut-turut menjadi Panglima Kodam III 17 Agustus Sumatra Barat (1958), Panglima Kodam IV Diponegoro (1959-1961), sampai pada akhirnya menjadi Asisten III Menteri Panglima Angkatan Darat bidang Personalia (1962-1965).