Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tradisi Mepe Kasur di Banyuwangi Jelang Idul Adha, Dipercaya Buat Langgeng Rumah Tangga

Avirista Midaada , Jurnalis-Sabtu, 08 Juni 2024 |16:41 WIB
Tradisi Mepe Kasur di Banyuwangi Jelang Idul Adha, Dipercaya Buat Langgeng Rumah Tangga
Warga Banyuwangi saat Mepe Kasur (foto: MPI/Avirista)
A
A
A

BANYUWANGI - Warga di Banyuwangi punya tradisi unik menjelang Hari Raya Idul Adha. Tradisi bernama mepe kasur atau menjemur kasur menjadi pemandangan yang biasa di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, menjelang Hari Raya Idul Adha.

Warga percaya tradisi mepe kasur atau menjemur kasur dipercaya bisa membuat harmonis dan langgeng hubungan pasangan suami istri (pasutri).

Tampak, tradisi mepe kasur ini dilakukan dengan menjemur kasur kapuk di halaman rumah masing-masing warga Desa Kemiren. Masing-masing rumah yang menjemur kasur saat memasuki Hari Idul Adha di bulan Dzulhijjah.

Tokoh Adat Using Desa Kemiren Adi Purwadi mengatakan, tradisi mepe kasur merupakan salah satu dari rangkaian upacara adat tumpeng sewu di Desa Kemiren yang digelar setiap minggu pertama bulan Dzulhijjah antara hari Kamis atau Minggu.

"Upacara adat tumpeng sewu bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur warga terhadap nikmat yang telah diberikan sang pencipta," kata Adi Purwadi kepada MPI, Sabtu (8/6/2024).

Uniknya, semua kasur yang dijemur memiliki warna yang sama, yakni merah hitam, dua warna itulah yang melambangkan sebuah harmonisasi rumah tangga dengan perpaduan prinsip keberanian hingga keabadian.

"Mungkin satu-satunya desa yang punya kasur seragam dengan warna merah dan hitam. Warna hitam warna keabadian, dan merah warna keberanian, dan kerja keras," ucap dia.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement